KabarNusa.com – Bali sebagai destinasi terkemuka di Tanah Air tidak boleh lengah banyak hal bisa mempengaruhi predikat sebagai Pulau Surga mulai problem kesenjanagan hingga laju industri pariwisata yang tak terkendali.
Dalam pandangan Guru Besar Institut Teknologi Bandung Prof Satrio Brojonegoro sampai saat ini, Bali sebagai pusat pariwisata terdepan di Indonesia
Hanya saja, perlu mewaspadai kesenjangan pertumbuhan pariwisata antara Bali Utara dan bali Selatan.
“Di saat pariwisata massif berkembang di Kuta, Sanur dan Nusa Dua, daerah utara nyaris tidak menerima manfaatnya,” katanya pada pembukaan Konferensi Kemiskinan dan Pemberdayaan Indonesia atau Indonesia Poverty and Empowerment Conference (IPEC) 2014 di Munduk, Buleleng, Bali Sabtu 16 November 2014..
Karena itu, pihaknya mendorong dikembangkannya potensi lokal di kawasan Bali utara misalnya dengan pengembangan varietas buah dan sayuran lokal di Desa Sudaji, Buleleng.
Diharapkan nantinya, buah dan sayuran lokal itu dapat menjadi pemasok bagi kebutuhan pariwisata.
Dengan strategi itu, menggambarkan bahwa tidak seluruh wilayah di Bali harus menjadi lokasi wisata untuk dapat mengakses berkah dari pariwisata.
Dalam konteks itu, Forum IdoPEC 2014 di Bali, berusaha untuk memperkenalkan kisah-kisah sukses yang diinisiasi oleh tokoh-tokoh lokal.
Mereka rata-rata memadukan potensi lokalnya dengan kemampuan memberikan akses pada pariwisata.
4 contoh yang akan dikaji peserta IPEC adalah Desa Sanur yang berada di perkotaan, Desa Pejeng Gianyar dengan potensi situs-situs purbakala dan pertaniannya.
Desa Munduk Buleleng yang sangat indah kondisi alamanya. Desa Umabian dengan pariwisata berbasis pertanian serta Desa Pemuteran di Buleleng yang memiliki keindahan pantai dengan terumbu karangnya. (rma)