Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Periode 1994-1998, Prof Sukanto Reksohadiprodjo/ist |
Yogyakarta – Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Periode 1994-1998, Prof Sukanto Reksohadiprodjo tutup usia pukul 06.55 WIB di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, Jumat (10/4/2020).
Kabar duka bagi keluarga besar UGM itu disampaikan Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Dr Iva Ariani.
“Kami keluarga besar UGM menyampaikan dukacita mendalam atas berpulangnya almarhum. Semoga Allah mengampuni segala dosanya dan menerima amal ibadah beliau, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” kata Iva dalam keterangannya kepada media.
Prof Sukanto yang lahir di Semarang 4 November 1940 itu, sempat menjadi Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Kepergian almarhum meninggalkan duka dan rasa kehilangan, tidak hanya bagi keluarga namun juga bagi para alumninya di Keluarga Alumni UGM (Kagama).
“Saya menyampaikan duka cita mendalam, semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi-Nya,” ucap Kepala Perwakilan Ombusdman Provinsi Bali Umar Ibnu Alkhattab.
Umar mengenal Prof Sukanto, sebagai seorang birokrat yang kemudian menjadi rektor UGM, memiliki karakter birokrat yang sangat kental dalam memimpin UGM.
“Meski demikian, belìau adalah sosok yang humoris, mampu membangun suasana agar tetap komunikatif,” ucap alumus Sastra Asia Barat UGM ini. Rasa kehilangan disampaikan alumnus Fakultas Ekonomi UGM Defiyan Cori dihubungi terpisah.
“Innalillahi wainna ilaihi roji’un! Kami kembali merasa kehilangan seorang tauladan. Almarhum Profesor Sukanto Reksohadiprodjo adalah mantan Rektor Universitas Gadjah Mada periode 1994-1998, dan guru besar Fakultas Ekonomi yang sangat santai, sabar, ramah, bersahabat dan humoris,” tutur Defiyan memberi kesaksian.
Semasa memimpin UGM, almarhum, merupakan salah seorang sosok rektor yang juga cukup dekat dengan para mahasiswa sebagaimana halnya almarhum Koesnadi Hardjasoemantri mantan Rektor (setelah Prof. Mochammad Adnan) sebelum beliau menggantikannya.
Banyak kenangan bersama almarhum dimasa perkuliahan, selain bercerita tentang kegiatannya sebagai tenaga pengajar di Akademi Militer (Akmil) Magelang, yang penuh disiplin, dengan awal mengajar selalu diawali sebagaimana halnya persiapan baris-berbaris.
Juga, cita-cita Prof Sukanto terhadap kepemimpinan sipil di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.
“Sebagai pribadi, momen yang paling bersejarah bagi kami, adalah saat menjadi salah seorang wisudawan yang mewakili Fakultas Ekonomi untuk memperoleh kesempatan mendapatkan nasehat langsung dari almarhum,” ucap ekonom konstitusi itu.
Terutama masalah perekonomian Indonesia yang harus semakin baik, salah satunya adalah kelembagaan koperasi, Prof Sukanto juga berharap bahwa manajemen produksi produk Indonesia terus ditingkatkan kualitasnya.
“Terakhir, dengan santai serta sikap arif dan bijaksana, beliau berpesan pada kami, selain melanjutkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka ingatlah selalu bait dari Hymne UGM, dik Kujunjung Kebudayaanmu, Kejayaan Indonesia,” kenang Defiyan atas pesan almarhum.
“Selamat kembali keharibaan-NyA dengan tenang wahai Rektorku, semoga ilmu pengetahuan yang telah diberikan almarhum menjadi amal ibadah yang diterima baik disisi Allah Subhanahu Wata’ala,” doa Defiyan. (rhm)