Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal Persaudaraan Tani-Nelayan (Petani), Janudin mengkritik program makan bergizi gratis berbasis susu ikan yang diusulkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk program Makan Bergizi Gratis.
“Program ini tidak hanya kurang efektif dalam meningkatkan kualitas gizi dalam program makan siang bergizi gratis, tetapi juga tidak efisien dari segi biaya dan distribusi”, katanya.
Ia menyarankan agar program ini beralih ke pemberian ikan segar yang jauh lebih bernutrisi dan praktis bagi masyarakat.
“Biaya yang dihabiskan untuk membangun pabrik pengolahan susu ikan sangat besar, sementara hasilnya belum terlihat signifikan. Proses produksi susu ikan yang kompleks dan mahal ini pada akhirnya tidak sebanding dengan manfaat yang diberikan,” ujarnya.
Janudin menegaskan, ikan segar sebenarnya memberikan nilai gizi yang lebih baik daripada susu ikan.
“Kandungan protein, omega-3, dan mineral pada ikan segar lebih lengkap dibanding susu ikan. Selain itu, masyarakat lebih terbiasa mengonsumsi ikan langsung daripada produk olahan, sehingga pendistribusian ikan segar akan lebih mudah diterima dan lebih cepat berdampak pada kesehatan masyarakat.”
Ia juga menyatakan bahwa pengalihan program ini dari susu ikan ke distribusi ikan segar tidak hanya mengurangi pemborosan biaya produksi dan pengolahan, tetapi juga mengatasi masalah logistik.
“Distribusi susu ikan ke daerah-daerah terpencil sering kali terhambat, sedangkan ikan segar, jika dikelola dengan baik, dapat langsung didistribusikan dari para nelayan lokal, mendukung ekonomi nelayan sekaligus memenuhi kebutuhan gizi masyarakat,” lanjutnta.
Janudin menekankan pentingnya pemerintah melakukan evaluasi terhadap program ini, apalagi ini program andalan Presiden terpilih Prabowo saat kampanye.
“Daripada terus menggelontorkan dana besar untuk operasional bangun pabrik susu ikan yang tidak efisien, lebih baik fokus pada pengadaan dan distribusi ikan segar. Dengan cara ini, program makan bergizi bisa lebih berkelanjutan, efektif, dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat,” tambahnya.
Alumnus Magister Teknik Energi Terbarukan Universitas Dharma Persada Program Beasiswa Unggulan Kemendikbud ini berharap bahwa rekomendasi ini dipertimbangkan oleh Presiden terpilih Prabowo.
“Demi peningkatan kualitas gizi masyarakat serta penggunaan anggaran yang lebih efisien dan berdampak luas, kami harap Bapak Prabowo selaku presiden terpilih dapat mempertimbangkan rekomendasi kami ini”, pungkasnya.***