Sleman -Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman melalui Dinas Sosial mengambil langkah progresif dalam penguatan program “Sleman Pintar.”
Tak hanya fokus pada bantuan pendidikan, program ini kini diperluas dengan menggandeng erat dunia industri untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar mandiri, terampil, dan siap diserap pasar kerja.
Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sleman, Sarastomo Ari Saptoto, mengungkapkan, kolaborasi ini tidak main-main.
Selain bekerja sama dengan perguruan tinggi, mahasiswa penerima program kini langsung ditempatkan dalam skema magang jangka panjang di berbagai perusahaan mitra, bahkan hingga kawasan industri di Karawang dan Cikarang.
“Untuk program Sleman Pintar ini selain kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, juga sudah bekerja sama dengan beberapa dunia industri.
Mahasiswa dalam proses magangnya nanti sudah ditempatkan di perusahaan-perusahaan yang menjadi mitra perguruan tinggi tersebut,” ujar Ari dalam jumpa pers di Pendopo Pemkab Sleman, Senin (20/10/2025).
Mandiri Sejak di Kampus: Uang Saku dan Pengalaman Kerja Nyata
Program ini dirancang untuk menumbuhkan kemandirian finansial dan profesional sejak dini.
Ari menjelaskan, selama menjalani magang, peserta akan mendapatkan uang saku, sehingga mereka terbiasa mengelola keuangan sendiri.
“Selama magang mereka diharapkan mendapatkan uang saku. Dengan begitu, mereka bisa mengelola keuangannya sendiri dan membiayai kebutuhan hidup maupun kuliah tanpa hanya bergantung pada bantuan,” katanya.
Sistem perkuliahan ini terbilang unik: mahasiswa menempuh empat semester teori di kampus, lalu menjalani magang kerja yang intensif selama sekitar satu setengah tahun—meliputi semester lima, enam, dan tujuh.
Magang ini tidak hanya diakui sebagai mata kuliah, tetapi juga memberikan pengalaman kerja nyata dan sertifikat berharga.
Langkah terobosan Pemkab Sleman ini bahkan menjangkau PT Cenco di Karawang yang menaungi sejumlah perusahaan besar di sektor otomotif.
“Kita Pemda Sleman sudah menjajaki kerja sama industri sampai ke Karawang, Cikarang, dan beberapa dunia industri di Sleman.
Selama satu setengah tahun magang, otomatis mahasiswa sudah beradaptasi dengan dunia industri. Jadi perusahaan bisa langsung merekrut mereka karena sudah tahu kinerjanya,” terang Ari.
Kerja sama dengan grup perusahaan membuka peluang yang lebih luas.
“Kalau misalnya tidak diterima di satu perusahaan, bisa ditawarkan di perusahaan lain yang masih satu grup. Ini membuka peluang kerja lebih luas bagi peserta Sleman Pintar,” tambahnya.
Tak hanya luar daerah, Pemkab Sleman juga tengah menjajaki kerja sama dengan belasan industri lokal. Hal ini dilakukan untuk memfasilitasi peserta yang memilih berkarier di tanah kelahiran.
“Tidak semua generasi muda di Sleman ingin kerja di luar daerah. Karena itu, kami juga mendorong perusahaan-perusahaan di Sleman agar berperan dalam pengentasan kemiskinan, terutama bagi keluarga peserta program Sleman Pintar,” pungkas Ari.***