Properti Kos-kosan Bali: Ketika Kebutuhan Jadi Peluang Bisnis Menggiurkan

Denpasar dan Badung dibanjiri arus urbanisasi dari berbagai daerah kabupaten dan kota di Pulau Dewata serta luar Bali yang membutuhkan tempat tinggal seperti kos-kosan dan hunian lainnya.

16 April 2025, 09:21 WIB

Denpasar – Seiring pesatnya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan sektor properti di Kota Denpasar dan Badung kian menggeliat termasuk bisnis kos-kosan rumahan.

Meningkatnya arus urbanisasi yang tidak bisa dibendung dari berbagai daerah kabupaten dan kota di Pulau Dewata serta luar Bali menjadikan kebutuhan akan tempat tinggal menjadi penting.

Tak heran, mudah ditemui aktivitas pembangunan rumah untuk bisnis kos-kosan dalam skala kecil hingga besar makin menjamur.

Banyak lahan-lahan kosong kini beralih fungsi menjadi ladang bisnis yang menggiurkan baik untuk tempat tinggal maupun kegiatan usaha. Rumah toko atau Ruko maupun rumah kos yang disewakan, dikontrakkan laris manis.

Eko, salah seorang warga perantauan asal Banyuwangi Jawa Timur sampai kesulitan mencari rumah kos di Denpasar karena semua sudah laku atau penuh.

“Saya sudah keliling di Denpasar, cari kos sulit sekali, rata-rata sudah terisi,” katanya belum lama ini.

Kalaupun ada kamar kosong, harganya cukup banyak merogoh kantong, kisaran Rp1,5 juta hingga Rp 2 jutaan per bulan.

Karena terdesak kebutuhan, Eko memilih mencari rumah kos di pinggiran Kota Denpasar tepatnya di Tabanan, yang jaraknya sekira 21 Km dari Ibu Kota Provinsi Bali itu.

Menggeliatnya bisnis kos atau kontrakan rumah diakui pengusaha kos Gunawan, yang memiliki beberapa kamar di seputaran Jalan Cargo, Denpasar.

“Tidak pernah kosong kamar, selalu terisi,” kata Gunawan.

Iapun berencana menyewa tanah untuk membangun lagi kamar kos, untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal warga Metropolitan Denpasar.

Meski dipatok biaya perbulan Rp1,5 juta perbulan, belasan kamar kos miliknya tidak pernah kosong. ***

Berita Lainnya

Terkini