Jakarta– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan keyakinannya bahwa sektor jasa keuangan akan terus tumbuh positif pada tahun 2025.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyampaikan optimisme ini dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2025.
Mahendra Siregar, juga menyampaikan optimisme bahwa sektor jasa keuangan akan terus tumbuh positif di tahun 2025.
Dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2025, Mahendra memaparkan empat kebijakan prioritas OJK untuk mencapai tujuan tersebut.
Kebijakan-kebijakan tersebut mencakup dukungan terhadap program-program pemerintah di berbagai bidang, penguatan industri asuransi dan penjaminan, peningkatan efisiensi dan daya saing, serta pengembangan ekosistem keuangan digital.
OJK juga meluncurkan dua inisiatif baru, Indonesia Anti Scam Center dan Sistem Informasi Pelaku di Sektor Keuangan, untuk meningkatkan perlindungan konsumen dan integritas sektor keuangan
Mahendra Siregar, juga menekankan pentingnya optimalisasi kontribusi sektor jasa keuangan dalam mendukung program-program prioritas pemerintah, termasuk program Makan Bergizi Gratis, ketahanan pangan, kesehatan, pendidikan, dan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
OJK optimistis terhadap kinerja sektor keuangan di tahun 2025, dengan proyeksi pertumbuhan positif di berbagai sektor. Kredit perbankan diperkirakan tumbuh 9-11%, ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6-8%.
“Di pasar modal, OJK menargetkan penghimpunan dana mencapai Rp220 triliun,” ungkap Mahendra Siregar.
Sektor pembiayaan diproyeksikan tumbuh 8-10%, meskipun penjualan kendaraan bermotor diperkirakan menurun. Aset asuransi diperkirakan tumbuh 6-8%, aset dana pensiun 9-11%, dan aset penjaminan 6-8%.
OJK menekankan pentingnya sinergi kebijakan dengan berbagai pihak untuk mencapai proyeksi tersebut dan memaksimalkan kontribusi sektor jasa keuangan bagi perekonomian nasional.
Sektor jasa keuangan Indonesia menghadapi tantangan dari ketidakpastian ekonomi global dan dinamika domestik di awal tahun 2025.
OJK melaporkan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga, meskipun pertumbuhan ekonomi global melambat dan ada tantangan di beberapa negara mitra dagang utama.
Ekonomi AS menunjukkan ketahanan dengan pertumbuhan yang solid dan inflasi yang terkendali, namun kebijakan Presiden Trump dapat memicu volatilitas pasar. Tiongkok mencatat pertumbuhan ekonomi yang kuat, tetapi permintaan domestik masih lemah.
Di dalam negeri, ekonomi Indonesia tumbuh stabil dan inflasi terkendali. OJK menekankan pentingnya kewaspadaan dan koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas sektor jasa keuangan di tengah tantangan global dan domestik. ***