Kabarnusa.com – Proyek jalan nasional dengan pekerjaan membongkar tanah di pinggir jalan Denpasar-Gilimanuk, Desa Tuwed, Melaya memicu keluhan warga sekitar.
Pasalnya, proyek berjalan lambat, terlebih setelah tanah di depan rumah mereka dikeruk untuk dijadikan got.
Dari informasi, proyek peningkatan jalan nasional itu akan membuat saluran drainase di kanan-kiri jalan nasional itu.
Tetapi sayangnya, akibat pengerukan itu, jalan keluar dari belasan rumah warga di sepanjang perbaikan itu pun mampet akibat adanya lubang tersebut.
Bahkan dari pengamatan, Selasa (25/8/2015), pengerjaan baru pemasangan besi rangka untuk got. Itupun pengerjaannya terkesan lambat, sementara warga sulit keluar rumah lantaran jalan depan rumah tertutupi.
Sejumlah warga berharap segera digarap, terutama akses keluar dari rumah warga terlebih dahulu. Sudah hampir dua minggu lebih, lubang dibiarkan begitu saja, sehingga warga kesulitan untuk keluar rumah.
Bongkaran got itu mencapai lebar dua meter dan panjang sekitar satu kilometer di kanan-kiri jalan nasional. Saat ini warga terpaksa keluar masuk halaman rumah dari jalan raya menggunakan jembatan darurat dari kayu, hanya bisa dilalui satu orang atau sepeda motor.
Sejumlah pekerja mengaku kesulitan mengecor lantaran keterbatasan alat pencampur sirtu semen atau molen. Hanya satu molen yang tersedia kemarin, itupun hanya dilakukan beberapa pekerja.
“Kalau pakai beton jadi (precast), semestinya segera dilakukan. Kalau dicor kapan dilakukan? Paling tidak, utamakan dulu jalan-jalan ke rumah warga,” keluh seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Dari papan yang terpasang di sekitar lokasi, proyek bersumber dari APBN ini dikerjakan PT Nata Putra yang beralamat di Sleman, Yogyakarta.
Tetapi tidak disebutkan mulai waktu pengerjaan, hanya tertera waktu pengerjaan selama 180 hari dengan masa pemeliharaan dua tahun.
Baru lubang di sisi utara jalan yang mulai dicor. Namun baru sebatas pengecoran landasan saluran atau got. Sementara dinding saluran, baru pemasangan rangka besi untuk pengecoran.
Terkait hal tersebut pihak PT Nata Putra melalui mandor lapangan Supriawan dikonfirmasi melalui telpon belum memberikan keterangan.
Saat ditelepon tidak aktif, begitu pula ketika di SMS tidak memberikan jawaban.
Sebelumnya, kepada wartawan, penanggungjawab di lapangan ini mengaku segera melakukan pengecoran dan memaklumi keluhan dari warga sekitar itu. (dar)