Proyek Pengaman Pantai Gilimanuk Diprotes Warga

21 Juli 2015, 14:15 WIB

Kabarnusa.com-Pelaksanaan proyek pengaman pantai dari Kementrian PU dan Perumahan Rakyat Dirjen Sumber Daya Air Provinsi Bali di Kelurahan Gilimanuk, Jembrana, Bali dipertanyakan warga.

Proyek yang dikerjakan PT Jangkar Sejati Utama itu dinilai salah sasaran dan merugikan warga lantaran lokasi pengerjaannya di kawasan sepi penduduk dan tidak terkena dampak abrasi.

Diketahui proyek penanggulangan abrasi pantai tersebut berlokasi di Lingkungan Samiana, Kelurahan Gilimanuk. Dimana di kawasan pesisir ini penduduknya jarang dan tidak terkena abrasi.

Sementara di kawasan pesisir Lingkungan Jineng Agung dan Lingkungan Asri, abrasi yang terjadi sangat parah dan di kawasan tersebut padat pendudk. Namun tersentuh proyek penanggulangan abrasi.

Kondisi tersebut tentunya membuat warga di dua lingkungan yang terkena abrasi parah tersebut kecewa dan memprotes karena menilai proyek tersebut tidak bermanfaat.

“Kami tahu kenapa proyek itu turunnya malah di Lingkungan Samiana. Itu karena di lokasi itu ada asrama Brimob dan kandang Karantina. Sementara pemukiman warga tidak ada,” ujar Ni Wayan Sari (50), salah seorang warga Jineng Agung..

Sari yang rumahnya kini terisolir karena dampak abrasi di lingkunganya itu, juga merasa sudah sangat muak dengan harapan palsu dari pemerintah.

Sejak lingkungannya terkena abrasi parah mulai tahun 2003, sudah banyak petugas yang melakukan pengukuran untuk proyek penanggulangan abrasi. Namun hingga belum terujud. Padahal akses jalan aspal ke rumahnya terputus karena abrasi.

”Karena jalan putus terkena abrasi saya terpaksa nitipkan mobil di rumah tetangga,” imbuhnya.

Lantaran tidak mendapatkan proyek penanganan abrasi, puluhan rumah warga yang berderet di Lingkungan Jineng Agung dan Lingkungan Asri hanya dilindungi tanggul dari kayu dan pasir dalam karung.

Selain mengancam puluhan rumah warga di dua lingkungan yang tidak mendapatkan proyek pengaman pantai, abrasi juga mengancam kabel linstrik gardu Jawa-Bali.

Dimana, kabel yang sebelumnya tertanam di bawah tanah itu, kini sudah mulai terlihat dipermukaan dan sangat membahayakan bagi keselamatan warga sekitar.

Sementara itu, pihak pelaksana proyek belum dapat dikonfirmasi terkait pelaksanaan proyek tersebut. Pengerjaan proyek juga nampak dihentikan sementara berkaitan dengan arus mudik dan arus balik Lebaran.

Tampak tumpukan batu-batu besar serta beberapa alat berat di lokasi proyek tersebut. Dari papan informasi diketahui proyek senilai Rp 10 Milyar dan dikerjakan selama 180 hari terhitung tanggal kontrak 29 Mei 2015.

Tidak jelas berapa panjang pengaman pantai yang akan dibangun, karena tidak dicantumkan dalam papan proyek tersebut.(dar)

Berita Lainnya

Terkini