PSHT Diharapkan Bisa Lahirkan Atlet Profesional Harumkan Nama Bali

29 April 2019, 23:52 WIB
Ujian kenaikan tingkat yang digelar PSHT Cabang Denpasar dan Gianyar

Denpasar – Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Denpasar dan Gianyar telah menyelenggarakan tes kenaikan tingkat diikuti puluhan siswa yang diharapkan nantinya mereka bisa berkiprah sebagai atlet silat yang bisa berprestasi mengharumkan nama Bali.

Acara kenaikan tingkat, digelar seharian penuh Minggu 28 April 2019 itu diselenggarakan di Lapangan Kapten Japa Denpasar Timur, Kota Denpasar.

Pengurus Antar Lembaga PSHT Cabang Denpasar, Miftachur Rohman berpesan agar para siswa yang yang telah lulus mengikuti tes ujian kenaikan tingkat, dapat menanamkan nilai-nilai ajaran PSHT dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Rohman, kenaikan tingkat ini merupakan salah satu proses untuk meraih jenjang selanjutnya. “Harapan kami, kedepannya bukan sekedar menjadi warga, tetapi bisa menjaga ajaran marwah PSHT dan tetap di manapun selalu mengedepankan rasa persaudaraan,” harapnya.

Di sisi lain, Rohman berharap PSHT dapat memberikan kontribusi bagi Bali berupa lahirnya atlet-atlet profesional yang bisa mengharumkan nama Bali, khususnya Kota Denpasar.

“Harapan kami juga, bisa melahirkan atlet-atlet yang berbakat untuk menciptakan prestasi baik di tingkat nasional ataupun internasional yang akan membawa PSHT Cabang Denpasar untuk mengharumkan Kota Denpasar khususnya dan Bali pada umumnya,” harap Rohman.

Hadir langsung pada kesempatan kenaikan tingkat itu, anggota Tim Teknik Pusat Madiun PSHT, Rianto. Ketua PSHT Cabang Denpasar, Sunarto menjelaskan, pada kesempatan kali ini 96 siswa itu terdiri dari sabuk putih sebanyak 62 siswa, sabuk hijau 8 siswa dan jambon 26 siswa.

“Totalnya ada 96 siswa yang mengikuti ujian tes kenaikan tingkat. Kami bersyukur seluruh siswa lulus ujian tes,” kata Sunarto di lokasi acara. Ia mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak yang telah diberikan bagi perkembangan PSHT di Bali, khususnya di Kota Denpasar.

“Terima kasih support kepada pengurus pusat yang telah melihat langsung dan membimbing kami. Apresiasi juga kami sampaikan kepada
keluarga besar Puri Ageng Blahbatuh yang terus men-support kami,” paparnya.

Sunarto berpesan, agar para siswa yang telah lulus tes kenaikan tingkat ini, tetap rendah hati dan mengikuti aturan organisasi. Ia juga berharap agar mereka tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang ditanamkan di dalam organisasi PSHT.

“Persaudaraan akan tetap menjadi komitmen melaksanakan amanah, tunduk dan patuh pada aturan organisasi. Terima kasih kami diberikan kesempatan selalu berbuat yang lebih baik bagi kepentingan maayarakat.

Harus dimengerti ajaran dari persaudaraan di dalam tubuh PSHT, di samping pencak silat itu sendiri. “PSHT tidak mengenal batas apapun, melepaskan sekat-sekat suku, agama, ras dan antar-golongan. Kita mengedepankan nilai persaudaraan,” kata Sunarto mengingatkan.

Ada banyak cerita dari kenaikan tingkat itu. Salah satunya disampaikan Triana (14). Remaja putri yang mengikuti kenaikan tingkat dari sabuk jambon ke hijau itu mengaku senang bisa mengikuti tes ujian kenaikan pangkat.

Dia senang dan haru bisa mengikuti ujian kenaikan tingkat. Senengnya bisa lulus naik tingkat, tapi memang cukup berat dalam ujian ini. “Tapi semua terbayarkan karena kerja keras kita membuahkan hasil maksimal,” paparnya.

Hal senada diungkapkan Boni (21). Ia yang mengikuti ujian kenaikan tingkat dari sabuk polos ke jambon melewati ujian yang cukup berat.

“Ujian ini cukup berat. Tapi kalau kita jalani dengan senang hati, semua bisa kita lalui. Ini demi keilmuan kami juga dan kita berharap bisa berguna bagi masyarakat banyak,” tuturnya.

Hal sama dirasakan Junaedi (28) yang mengikuti ujian kenaikan tingkat dari sabuk hijau ke putih. Ia merasakan suka cita yang menurutnya tak bisa dilupakan seumur hidupnya.

“Rasanya campur aduk. Ada susah dan senang. Tapi semua itu luruh begitu kita hadapi bersama. Ada banyak nilai yang kami dapat dengan tes ujian kenaikan pangkat ini. Salah satunya adalah kita harus menghargai jangan menyepelekan hal sekecil apapun. Penuh cerita yang tak bisa dilupakan,” kata Junaedi. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini