JEMBRANA – Komunitas Kerta Budaya (KKB) menggelar hajatan budaya dengan Lomba Menyanyikan Puisi salah satunya karya Taufik Ismail berjudul Kembalikan Indonesia. Sebelumnya KKB juga sudah menggelar lomba baca puisi tingkat pelajar. Lomba digelar di Rumah Komunitas Kertas Budaya, dari Jumat (3/2) hingga Sabtu (4/2/2017).
Para peserta juga dituntut mengaransemen dan menyanyikan sebuah puisi.Lomba diikuti 15 group atau kelompok serta komunitas seni se- Bali. Pembukaan lomba, Jumat (3/2) sore dihadiri Wakil Bupati Jembrana Made Kembang Hartawan.
Wabup Kembang mengatakan pihaknya mengapresiasi kegiatan lomba Menyanyikan Puisi yang digelar Komunitas Kertas Budaya. Ajang seperti ini akan memberikan wadah bagi anak-anak remaja dan pemuda, khususnya dibidang kesenian.
Kata dia, Pemkab Jembrana akan ikut memfasilitasi berbagai bentuk kesenian, yang manfaatnya juga untuk mengurangi kegiatan-kegiatan negatif dari kalangan pemuda. Sejak diumumkan lomba ini hingga batas waktu pendaftaran, tercatat 15 komunitas atau teater yang mendaftar,” sebut Ketua Panitia Pelaksana Kaplur Sunantara.
Belasan peserta tersebut, tak hanya dari kelompok seni Jembrana tetapi juga dari luar Jembrana, seperti dari Singaraja dan Denpasar.
Kelima belas peserta tersebut di antaranya, Teater Tanpa Nama C (SMAN 2 Negara), kelompok seni SMAN 1 Pekutatan, teater Tanpa Nama B (SMAN 2 Negara), Komunitas Kulit Bambu (Denpasar), Halaman Depan (Negara), teater Kemarin Sore (SMKN 3 Negara), Ruang Singgah (Negara), teater Kampus Seribu Jendela (Singaraja), teater Sadewa (Denpasar), I Project (satria), teater Kemuning (SMAN 2 Mendoyo), AADC (Denpasar), Komunitas Senja (Denpasar), teater Cakrawala (fakultas ilmu budaya UNUD Denpasar) dan teater Tanpa Nama A (SMAN 2 Negara).
Pada lomba ini, Komunitas Kertas Budaya menghadirkan tiga juri yakni di antaranya, Hardiman (Dosen Seni Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja), yang juga seorang kritikus sekaligus praktisi seni dan tinggal di Singaraja), Boyke SN (praktisi musikalisasi puisi dan pendiri Kelompok Pesaji tahun 90-a), Heri Widhi Anggara (pemusik puisi yang mewakili Bali ke tingkat nasional serta pembina beberapa kelompok pemusik di Denpasar).
Masing-masing kelompok membawakan atau menyanyikan puisi wajib, Kembalikan Indonesia Padaku karya Taufik Ismail. Sedangkan untuk puisi pilihan, para peserta diberikan kebebasan untuk memilih puisi.
“Puisi Kembalikan Indonesia Padaku, memang sengaja dipilih sebagai puisi wajib, karena konstektual dengan kondisi Indonesia saat ini,” ujar koordinator Komunitas Kertas Budaya, Wayan Udiana/Nanoq da Kansas. (put)