Puluhan Siswa Diduga Keracunan Makanan Gratis, SMP Muhammadiyah 3 Mlati Hentikan Program MBG

Menyusul puluhan siswa SMP Muhammadiyah 3 Mlati diduga keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) pihak sekolah menghentikan program tersebut.

13 Agustus 2025, 20:22 WIB

Sleman – Puluhan siswa SMP Muhammadiyah 3 Mlati, Sleman, diduga mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa, 12 Agustus 2025. Akibatnya, sekolah memutuskan untuk menghentikan sementara program tersebut.

Kepala SMP Muhammadiyah 3 Mlati, Yulia Rachmawati, mengungkapkan bahwa gejala keracunan, seperti diare dan sakit perut, mulai dirasakan para siswa sejak dini hari, sekitar pukul 02.00-03.00 WIB. Pihak sekolah baru mengetahui hal ini setelah banyak siswa tidak masuk sekolah pada Rabu pagi.

“Awalnya kami sadar karena ada beberapa anak yang izin tidak masuk sekolah, tapi jumlahnya agak banyak. Setelah kami telusuri, ternyata semuanya mengeluhkan sakit sejak dini hari. Yang tidak masuk semuanya diare,” jelas Yulia.

Selain siswa yang tidak masuk, beberapa siswa yang datang ke sekolah juga menunjukkan gejala serupa. Yulia menambahkan, bahkan tujuh guru yang turut mencicipi sisa makanan juga mengalami gejala yang sama.

“Anak-anak mengeluhkan sakit perut, diare, bolak-balik ke kamar mandi. Mereka menyatakan gejala ini muncul setelah mengonsumsi MBG yang dibagikan kemarin,” tambahnya.

Saat ini, sebagian besar siswa yang mengalami gejala keracunan sudah pulih dan diperbolehkan pulang. Namun, tiga siswa masih menjalani perawatan intensif di RSUD Sleman setelah sebelumnya dirujuk dari Puskesmas.

Sebagai langkah antisipasi, pihak sekolah langsung berkoordinasi dengan penyedia makanan, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan pemerintah daerah. Untuk sementara, program MBG di sekolah dihentikan hingga ada evaluasi menyeluruh dari pihak penyedia.

“Kami pastikan penyedia mengevaluasi dan memperbaiki semuanya dulu, memastikan semuanya aman, baru kami mungkin lanjutkan MBG lagi. Untuk sekarang, satu dua hari kami stop dulu,” tegas Yulia.

Kasus dugaan keracunan ini tidak hanya terjadi di SMP Muhammadiyah 3 Mlati, tetapi juga dilaporkan terjadi di beberapa sekolah lain di Sleman yang menerima distribusi makanan serupa dari program MBG.

“Besok pagi, kami akan mengumpulkan orang tua untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi, serta meluruskan beberapa informasi yang mungkin tidak benar di luar sana,” pungkasnya.

Hingga saat ini, dugaan sementara penyebab keracunan berasal dari menu makanan yang didistribusikan dalam program tersebut. Sebagian siswa yang menolak mengonsumsi MBG dilaporkan tidak mengalami gejala apapun.***

Berita Lainnya

Terkini