KabarNusa.com – Hingga saat ini presiden terpilih Joko Widodo belum bisa menentukan siapa sosok yang dianggap tepat menjadi pembantunya di kabinet pemerintahan sebagai Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).
Kendati, sudah disodorkan banyak nama namun Jokowi masih belum bisa menjatuhkan pilihannya.
Kepada ratusan aktivis 98 dari 25 provinsi, Jokowi berkeluh kesah, bagaimana sulitnya menentukan figur pembantunya di kabinet mendatang, untuk mengisi jabatan Menteri ESDM.
“Ada 2000 nama masuk disodorkan ke saya, dari mana-mana termasuk relawan, padahal yang dipilih tiga sampai empat orang,” katanya saat pertemuan aktivis 98 di Hotel B , Kuta, Bali, Sabtu 27 September 2014.
Kreteria calon menteri yang dianggap layak seperti punya leadhership kuat untuk membenahi bangsa. Dicontohkan, saat ini, dia tengah pusing menentukan Menteri ESDM.
Kata dia, dunia Migas itu penuh tantangan dan godaan yang tidak ringan. JIka Menteri ESDM nya tidak kuat, tidak berani mengambil keputusan, dipastikan terguling.
“Bayangkan, kalau menterinya sama saja, tidak paham pengelolaan manajemen kontrak karya, tidak punya integritas, hanya jujur saja, tidak akan kuat godaan harus mengurusi bisnis yang nilainya ratusan triliun,” ujar dia.
Dia melanjutkan, banyak bukti, bagaimana menteri bertumbangan karirnya karena tidak kuat godaan. Bagaimana mengelola badan usaha negara nilainya sampai 600 triliun dalam belanja maupun kontrak kerjanya.
“Modal jujur saja tidak cukup, begitu masuk, tidak sampai dua minggu dihadapkan dengan godaan di kementerian yang mengelola Rp2 sampai Rp4 Triliun, siapa yang kuat,” kata dia.
Tidak mudah mencari sosok Menteri ESDM karena bena-benar harus memiliki kecakapan, integritas dan kejujuran.
Kementerian dengan perputaran uang yang tidak sedikit jumlahnya sampai ratusan triliun yang harus dihadapi sehari-hari.
“Kalau seperti kita ini, paling pegang uang satu atau dua jutaan, ini sampai ratusan triliun, harus orang yang benar-benar kuat,” tandasnya..(rma)