Denpasar – Keberadaan kain tenun printing yang mudah ditemukan pasaran bakal mengancam kelangsungan hidup perajin tenun di Bali.
Karenanya, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali Ny Putri Suastini Koster meminta semua pihak khususnya Komunitas Cinta Kain Bali (KCKB) untuk berperan aktif dalam upaya melestarikan dan mengembangkan kain tenun Bali.
Putri menyampaikan hal itu ketika menyampaikan sambutan pada peringatan HUT ke-6 KCKB yang dilangsungkan di Kertasabha, Rumah Jabatan Gubernur Bali di Denpasar, Sabtu (11/1/2020) malam.
Menurutnya, kain tenun merupakan warisan leluhur yang harus dilestarikan dan juga dikembangkan. Selain kaya akan motif juga bahan tenun yang berkualitas. “Mari kita sejahterakan para perajin dengan memanfaatkan kain tenun asli,” ajaknya.
Pihaknya mengajak anggota KCKB yang diberi julukan ‘sosial jelita’ untuk turut berperan aktif dalam mensosialisasikan penggunaan kain Bali di masyarakat, mengingat saat ini sangat banyak beredar kain tenun printing yang tentu saja dari segi kualitas dan bahan berbeda dengan kain kain tenun asli.
“Sekarang banyak beredar kain tenun printing yang keberadaannya bisa mematikan kain yang ditenun oleh para perajin,” katanya mengingatkan. Untuk itu dia minta masyarakat untuk menggunakan kain tenun asli.
Siapa lagi yang akan melestarikan warisan leluhur selain semua masyarakat sekarang ini. “Mari bersama kita kembangkan kain tenun sehingga tidak hanya kain kita lestari tetapi juga kesejahteraan para penenun meningkat,” katanya, menandaskan.
KCKB ke depan juga diminta terus bergeliat dalam pelestarian tenun Bali, serta mampu menyusun program kerja dan kegiatan yang sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.
Turut hadir pada acara tersebut antara lain Ketua Gatriwara Provinsi Bali Ningsih Wiryatama, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali beserta istri, anggota beberapa organisasi wanita dan anggota KCKB se-Provinsi Bali. (rhm)