![]() |
Istri Gubernur Bali, Putri Suastini Koster hadir dalam launching antologi puisi guru se-Bali di Denpasar/ist |
Denpasar – Dengan potensi dan kekayaan seni budaya yang dimiliki Bali diharapkan bisa menjadi episentrum atau titik pusat pengembangan sastra di Tanah Air. Harapan tersebut disampaikan istri Gubernur Bali Wayan Koster, I Wayan Koster selaku pegiat sastra khususnya puisi.
Karena itulah, bersama para seniman dia menggagas lomba baca puisi bagi para guru.
“Saya ingin bisa menjadikan Bali sebagai episentrum pengembangan sastra,” tukas Putri saat bertemu pada penggiat sastra seperti Ketua Dermaga Seni Buleleng Gde Artawan, Dewa Putu Sahadewa dan Wayan Jengki Sunarta, yang menggagas lomba cipta puisi guru se-Bali.
Putri mengatakan, ide untuk menggelar lomba bagi guru ini berawal dari bincang-bincang santai dengan sejumlah seniman. Ia pun menyampaikan alasan kenapa lomba ini menyasar para guru.
“Ini langkah kecil tapi kami lakukan dengan kecintaan yang tulus. Kami ingin memberi wadah bagi para guru yang punya bakat menulis puisi untuk menyalurkan hobi,” katanya menegaskan,
Wanita yang getol dalam upaya pemajuan seni sastra ini menilai, puisi merupakan salah satu seni yang mampu mengasah rasa kepekaan dan memberi kebahagiaan bathin bagi mereka yang menekuninya.
Melalui hobi menulis puisi yang disalurkan, Putri Koster berharap secara psikis berdampak positif bagi para guru yang menjadi ujung tombak dalam pembentukan karakter anak didik di sekolah.
Acara dirangkai ‘launching’ buku antologi puisi guru se-Bali yang digelar di Gedung Kertha Sabha Denpasat, Jumat (10/1/2020). Dalam momentum itu, Putri Koster berkenan menyerahkan piagam dan hadiah hiburan kepada para pemenang lomba tersebut.
Pelaksanaan lomba cipta puisi guru se-Bali ini merupakan bagian penting dalam upaya pemajuan seni sastra.
Para penggiat sastra patut berbangga karena Pemprov Bali di bawah kepemimpinan Gubernur Koster tidak hanya telah memberi wadah untuk pengembangan seni tradisional, namun juga seni modern dan kontemporer melalui penyelenggraan Festival Seni Bali Jani di Denpasar, beberapa bulan lalu.
Festival tersebut memberi angin segar bagi seni sastra khususnya puisi.
“Saya ingin seni sastra kita makin berkembang hingga mendunia. Kita jangan bangga diundang ke luar negeri, sebaliknya kita bangga kalau semuanya ada di Bali, termasuk pertunjukkan sastra berkelas yang menarik penggiat sastra dunia untuk datang ke Pulau Dewata,” ucapnya.
Setelah sukses menggelar lomba cipta puisi guru se-Bali, pihaknya menggagas lomba serupa untuk guru tingkat nasional di tahun 2020 ini. Dengan demikian, ia berharap gaung seni sastra puisi akan menjadi lebih luas lagi.
Ketua Dermaga Seni Buleleng Gde Artawan menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas perhatian Ny Putri Koster terhadap perkembangan seni sastra, khususnya puisi.
“Awalnya kami mengira semangat beliau akan redup setelah menjadi ibu gubernur. Namun tak disangka beliau menjadi semakin ‘gila’ dalam dunia sastra,” ujarnya.
Lomba cipta puisi mendapat sambutan luar biasa dari para guru. Lomba diikuti 156 guru yang mengirim tak kurang dari 567 karya puisi. Setelah melalui proses penilaian, puisi berjudul ‘Senja Teduh dan Tiga Belas Catatan di Papan Tulis’ karya Ida Ayu Wayan Sugiantari, muncul sebagai juara I.
Untuk juara II diraih GM Sukawidana dengan puisi berjudul ‘Fragmen 30’, sementara di tempat III diduduki puisi berjudul ‘Tari Matahari’ karya I Gusti Putu Bawa Samar Gantang. Masing-masing pemenang berhak memperoleh piagam penghargaan dan sejumlah uang tunai untuk pembinaan.
Puncak acara menjadi bertambah semarak setelah Ny Putri Koster yang juga dikenal sebagai seniman multitalenta, tampil dengan pembacaan puisi berjudul ‘Sumpah Kumbakarna’. (rhm)