Denpasar – Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ni Putu Putri Suastini Koster mengungkapkan persoalan serius yang mengancam eksistensi kain endek dan songket Bali yakni gempuran produk luar yang menjiplak motif dan memproduksi massal.
Putri Koster menyampaikan itu saat menghadiri Pembukaan Festival UMKM yang digelar Dewan Pengurus Wilayah Majelis Umat Kristen Indonesia (DPW MUKI) Bali di sisi barat Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Denpasar, Jumat 7 Juli 2023.
Hasil penelusurannya , Putri Koster mendapati persoalan serius yang dihadapi kain endek dan songket tradisional Bali.
“Endek karya perajin lokal terdesak oleh kain serupa yang diproduksi secara massal di luar Bali,” ungkap Putri Koster.
Sementara songket harus berhadapan produsen kain bordir yang menjiplak motif kain khas tradisional Bali tersebut.
Sejalan semakin canggihnya teknologi, menurutnya kualitas kain yang dihasilkan semakin menyerupai songket.
Situasi ini tak boleh dibiarkan karena menjadi ancaman serius bagi upaya pelestarian kain endek dan songket.
“Selain itu, secara ekonomi Bali juga sangat dirugikan karena perputaran uang akan lebih banyak lari ke daerah di mana tenun itu diproduksi secara massal,” katanya mengingatkan.
Kata Putri Koster, sebelum terlambat, pihaknya ingin menumbuhkan kesadaran bersama tentang pentingnya pelestarian budaya, khususnya kerajinan tenun tradisional Bali.
“Jangan terjebak pada pola pikir pragmatis yang hanya mengejar keuntungan,” cetusnya.
Putri Koster menyambut baik dan mengapresiasi pelaksanaan Festival UMKM yang digelar DPW MUKI Bali.
Ia berharap, ini bukan kegiatan yang hanya digelar sekali dan setelahnya tidak ada kelanjutan.
Tidak hanya berhenti di dini namun agar bisa dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga MUKI dapat menemukan potensi UMKM dan melakukan pembinaan .
Perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali ini memuji langkah MUKI yang merangkul dan memfasilitasi UMKM Bali dalam kegiatan festival.
UMKM merupakan salah satu kekuatan dalam sektor perekonomian yang terbukti mampu bertahan di tengah situasi pandemi Covid-19.
Langkah yang ditempuhnya dalam membantu UMKM agar bisa tetap bertahan dalam situasi pandemi.
Salah satu upaya yang dilakukannya dan masih berlanjut hingga saat ini adalah penyelenggaraan Pameran IKM Bali Bangkit di Taman Budaya.
Sudah 2,5 tahun kita gelar dan hingga akhir tahun 2022, omzetnya telah mencapai Rp. 52 Miliar. UMKM bisa diibaratkan pelita dalam kegelapan,” ungkapnya.
Selaku Ketua Dekranasda Bali, Putri Koster kembali menegaskan komitmen dalam pelestarian kain tenun tradisional Bali.
Sejak awal mengemban tugas sebagai Ketua Dekranasda Bali, ia gencar menyerap aspirasi guna memetakan persoalan yang dihadapi oleh perajin kain tenun tradisional, khususnya endek dan songket.
Ketua DPW MUKI Bali Elsye Runkat menyampaikan terima kasih atas kesediaan Ny. Putri Koster hadir pada pembukaan Festival UMKM.
Kehadiran Putri Koster kata Elsye Runkat menjadi penyemangat bagi pelaku UMKM yang mengikuti kegiatan festival.
Me depannya, MUKI Bali akan terus berupaya mendorong kemajuan UMKM agar bisa menjadi berkat bagi Daerah Bali.
Festival digelar dua hari 7-8 Juli 2023 mengusung tema ‘Bangkit Berkemajuan Melalui Penguatan dan Pemberdayaan Ekonomi Umat.***