Ramadan Sehat, Perempuan Kuat: Aksi Nyata untuk Buruh Gendong Beringharjo

Esty Wijayanti kembali mengangkat suara, berharap acara ini menjadi titik balik bagi perhatian pemerintah terhadap perempuan. Ia ingin agar perempuan dilihat sebagai subjek yang memiliki hak dan suara, bukan sekadar objek pembangunan dan memimpikan kebijakan yang adil dan berpihak pada perempuan di semua sektor.

8 Maret 2025, 18:53 WIB

Yogyakarta – Kompleks Pasar Beringharjo Yogyakarta menjadi saksi bisu kepedulian terhadap ratusan buruh gendong. Para perempuan tangguh ini mendapatkan pelayanan kesehatan gratis dari para ahli dan dokter umum.

Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Perempuan Internasional 2025, dengan harapan para buruh tetap sehat dan kuat menjalani bulan Ramadan.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, My Esty Wijayanti, turut hadir dan disambut hangat oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Wawan Harmawan, menambah semarak acara tersebut.

Sorak semangat bergema saat My Esty Wijayanti berdiri di hadapan para buruh gendong, perempuan-perempuan tangguh yang tak kenal lelah. Di tengah kesibukan Ramadan, mereka tetap bersemangat bekerja, dan Esty menyampaikan rasa hormat dan terima kasihnya.

“Ibu-ibu adalah perempuan kuat dan hebat,” katanya, suara tulus yang menyentuh hati.

Usai acara, Esty berharap kegiatan ini menjadi titik awal bagi pemerintah daerah untuk memberikan perhatian lebih kepada para pahlawan ekonomi keluarga ini.

Esty Wijayanti memulai dengan sebuah pengakuan, bahwa kegiatan ini hanyalah setitik air di tengah lautan permasalahan.

Namun, ia berharap ini menjadi pemicu bagi perubahan yang lebih besar. Ia menceritakan perjalanannya ke wilayah yang sering dilanda banjir, di mana ia bertemu dengan perempuan-perempuan yang berjuang melawan kerasnya hidup. Bersama Hasto, mereka mencari solusi atas masalah yang terus menghantui.

Melihat para buruh gendong, perempuan-perempuan yang telah memasuki usia senja namun tetap bekerja keras, Esty merasa tergerak untuk memberikan perhatian lebih. Ia menyadari bahwa di balik kekuatan mereka, ada kebutuhan yang sering terabaikan, seperti kesehatan.

Temuan kasus kolesterol tinggi menjadi bukti nyata bahwa pemerintah harus hadir untuk memberikan perlindungan dan pelayanan terbaik.

Esty Wijayanti kembali mengangkat suara, berharap acara ini menjadi titik balik bagi perhatian pemerintah terhadap perempuan. Ia ingin agar perempuan dilihat sebagai subjek yang memiliki hak dan suara, bukan sekadar objek pembangunan dan memimpikan kebijakan yang adil dan berpihak pada perempuan di semua sektor.

Ia percaya bahwa ketika perempuan mandiri secara ekonomi, bahagia, dan sehat, serta memiliki ruang politik yang setara, maka kasus-kasus kekerasan dan ketidakadilan akan berkurang. Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama mewujudkan mimpi ini.

Esty Wijayanti menargetkan penurunan kasus KDRT dan kekerasan seksual, yang menjadi perhatian Megawati Soekarnoputri. Dari 210 buruh gendong di Pasar Beringharjo, 197 orang aktif.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, mencatat hanya 10% peserta acara adalah warga kota, namun menegaskan komitmen untuk terus memperhatikan mereka.

Salah satu buruh gendong yang sudah berkelana puluhan tahun, Pajiyem (69) mengaku senang atas bantuan pemeriksaan kesehatan gratis serta pemberian sembako itu.

“Senang sekali. Ini sembakonya ada roti, minyak, gula, teh, beras, tepung,” ucap Pajiyem. ***

Berita Lainnya

Terkini