TABANAN – Sebanyak 521 petani di Kabupaten Tabanan, Bali serentak mamanen padi lokal bersama-sama sehingga berhasil mengukir Museum rekor Indonesia (MURI). Aksi petani digelar di Subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel. Bahkan, disebut-sebut aksi mereka dalam memeriahkan HUT ke 521 Kota Tabanan itu, memecahkan rekor dunia.
Senior Manager MURI Paulus Pangka, menyerahkan langsung penghargaan kepada pemrakarsa panen masal, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Senin (24/11/14). Selain itu,penghargaan diberikan kepada Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Tabanan, dan Sabantara Pekaseh Kecamatan penebel selaku penyelenggara.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Nyoman Budana mengatakan, panen padi secara masal dari seluruh subak di Tabanan, diharapkan dapat membagun semangat kebersamaan dan gotong royong.
Apalagi,Tabanan terkenal dengan julukan lumbungnya padi, jangan sampai melupakan padi lokal yang kita miliki. “Lewat kegiatan ini diharapkan mampu mempertahankan pertanian mengingat berkurangnya produksi beras di Tabanan,” jelasnya.
Budana menjelaskan, padi yang dipanen adalah padi local, dengan menggunakan ani-ani (alat tradisional). Bupati Wiryastuti, dalam sambutannya mengatakan predikat lumbung beras Bali harus menjadi kebanggaan warga Tabanan.
Kondisi ini tidak terlepas dari potensi pertanian yang dimiliki, seperti Lahan sawah yang sangat luas dan memungkinkan perkembangan berbagai varietas padi, yakni padi lokal. Proses panen yang masih menggunakan alat tradisional yang disebut “Ani-ani” akan memiliki daya tarik bagi wisatawan.
Potensi pengembangan tanaman padi yang sangat spesifik dapat mendukung ketahan pangan sekaligus mendukung pariwisata dalam peningkatan pendapatan kesejahteraan masyarakat. Dengan kegiatan ini akan dapat meningkatkan gairah masyarakat khususnya bagi generasi muda, mengingat jaman sekarang semua dilakukan serba instan. “Jangan sampai kegiatan ini semakin punah.
“Pupuklah rasa gotong royong serta kebersamaan serta lestarikan keberadaan padi lokal di bali,” tukasnya. Sementara Paulus Pangka. menuturkan MURI bukan menjadi tujuan akhir, namun kegiatan ini harus mampu meningkatkan ekonomi rakyat. Terlebih jika disinergikan dengan sektor pariwisata.
“kegiatan ini diharapkan meningkatkan semangat kebersamaan dan gotong royong para petani untuk tetap menjaga predikat Tabanan yang dikenal dengan lumbungnya padi, ” imbuhnya. (gus)