Rancang ‘Rebranding’ Desa Wisata Kamasan, Pemkab Klungkung Siapkan ‘Home Base’

22 Juni 2021, 16:51 WIB
Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mengunjungi kediaman I Made Sondra
(77) pelukis wayang kamasan di Banjar Sangging, Desa Kamasan, Kecamatan
Klungkung/Dok. Humas Pemkab Klungkung

Semarapura – Berbagai upaya akan dilakukan Pemkab Klungkung untuk
membangkitkan kembali Desa Wisata Kamasan. Salah satu langkah yang akan
dilakukan yaitu rebranding dengan menyiapkan home base.

Dengan begitu, Desa Kamasan tinggal dipoles sedikit saja, kembali benar-benar
menjadi desa wisata.

Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta menyampaikan itu saat mengunjungi kediaman
I Made Sondra (77) pelukis wayang kamasan di Banjar Sangging, Desa Kamasan,
Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, Selasa (22/6/201).

Turut hadir Camat Klungkung I Putu Arnawa serta perangkat desa setempat.

Bupati Suwirta menyampaikan untuk membangkitkan kembali Desa Wisata Kamasan
salah satunya dengan rebranding, sehingga Desa Wisata Kamasan yang tinggal
dipoles sedikit saja, kembali benar-benar menjadi Desa Wisata.

“Tentu kami di Pemerintah Daerah tidak bisa sendiri harus adanya dukungan dan
kerjasama yang baik dari akademisi dan pelaku pariwisata, sehingga Desa Wisata
Kamasan yang tinggal dipoles sedikit saja, kembali benar-benar menjadi Desa
Wisata,” harap Suwirta.

Desa Kamasan ini tidak hanya bisa melihat bagaimana orang melukis wayang
klasik Kamasan yang penuh dengan cerita-cerita pewayangan.

Pemkab akan menyiapkan Home base Desa Wisata Kamasan dengan pusatnya di Balai
Banjar Sangging. Dimana di dalam home itu akan memuat data base Desa Wisata
Kamasan, termasuk didalamnya Desa Tojan, Desa Gelgel, Desa Kampong Gelgel Dan
Desa Kamasan.

Home base di Balai Banjar Sangging tahun ini, tidak bisa dilanjutkan,
mengingat anggaran yang disiapkan Pemkab mengalami refocusing.

Pelukis Wayang Kamasan I Made Sondra (77) berterimakasih atas dukungan Pemkab
Klungkung untuk kembali membangkitkan Desa Wisata Kamasan di masa pendemi
covid-19 ini.

Sondra juga mulai menggeluti seni lukis sejak tahun 1980’an bersama istrinya
bernama Ni Ketut Murki (72).

Dijelaskan, untuk melukis ukuran 60cm dibutuhkan waktu seminggu sedangkan
ukuran satu setengah meter dibutuhkan waktu sebulan. Ia juga pernah mengikuti
pameran di Pesta Kesenian Bali, Art Center sebanyak 40 kali. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini