KabarNusa.com –
Ratusan hektar sawah di Subak Pecelengan dan Subak Pedukuhan, Desa
Mendoyo Dangin Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana terancam menjadi lahan
tidur menyusul kian menyusutnya bendungan Pecelengan.
Bendungan
yang merupakan sumber pengairan di dua subak tersebut kondisinya dangkal
karena proses sedimentasi, sehingga tidak berfungsi dengan baik.
Beberapa
petani Subak Pecelengan dan Subak Pedukuhan, Mendoyo, mengeluhkan
kondisi Bendungan Pecelengan yang sejak tiga tahun mengalami
sedimentasi.
Material pasir dan batu (sertu) yang mentutup
bendung tersebut hampir rata dengan kren atau tanggul penahan air yang
terbuat dari beton.
Akibatnya, suplai air untuk ke dua subak
tersebut sangat kecil, sehingga tidak seluruh luas sawah yang mencapai
145 hektar bisa dialiri air.
Apalagi, masuknya musim kemarau yang panjang, menyebabkan sawah petani mengering.
Diperkirakan,
luas material pasir dan batu yang menutup bendung tersebut panjangnya
mencapai 500 meter dengan ketinggian hampir dua meter.
“Kami
sering bergotong royong untuk mengeruk bendungan tersebut dengan cara
manual. Namun usaha tersebut tidak maksimal lantaran material yang
menutup bendung volumennya sangat banyak,” terang Wayan Arnawa (43)
Senin (29/9/2014).
Kelian Subak Pecelengan dan Subak Pedukuhan,
Mendoyo Komang Arnyana menuturkan Sedimentasi telah terjadi sejak lama
sehingga menyebabkan bendung tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Padahal
di subak kami luas sawah produktif mencapai 145 hektar. Ini terancam
menjadi lahan tidur lantaran pasokan air ke subak sangat kecil,”
imbuhnya. (dar)