Bangli – Sebuah angin segar berhembus di Desa Udisan, Bangli, Bali, pada Minggu, 1 Juni 2025, saat tim sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hadir menyapa ratusan warga.
Inisiatif pemerintah ini, yang merupakan langkah strategis dalam mengatrol kesejahteraan masyarakat, disambut antusias oleh sekitar 300 peserta yang memadati D’Karang Eco Lodge.
Mengusung tema “Bersama Mewujudkan Generasi Sehat Indonesia”, sosialisasi ini menjadi panggung bagi Komisi IX DPR RI, Badan Gizi Nasional (BGN), dan akademisi untuk menyuarakan pentingnya gizi sebagai investasi masa depan.
Tampak hadir dalam acara tersebut, Anggota Komisi IX DPR RI, Tutik Kusuma Wardhani, Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional, Ade Tias Maulana, serta Guru Besar Tetap ISI Denpasar, I Nyoman Sedana.
Tutik Kusuma Wardhani menegaskan komitmen DPR RI untuk mendukung penuh tumbuh kembang anak dan menjaga kualitas kesehatan masyarakat.
“Data menunjukkan angka kekurangan gizi seperti stunting dan malnutrisi masih menjadi tantangan besar. Oleh karena itu, Komisi IX DPR RI mendukung penuh program makan bergizi gratis ini sebagai langkah konkret mencegah permasalahan gizi di Indonesia,” tegas Tutik, menyalakan harapan di tengah tantangan.
Program ini bukan sekadar bantuan, melainkan wujud nyata kepedulian pemerintah terhadap generasi penerus bangsa. Dengan asupan gizi yang terjamin setiap hari, anak-anak tidak hanya mendapatkan nutrisi optimal, tetapi juga diharapkan mampu meningkatkan fokus dan konsentrasi dalam belajar.
Senada dengan itu, Ade Tias Maulana dari Badan Gizi Nasional menyoroti korelasi langsung antara gizi baik dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. “Program Makan Bergizi Gratis ini bertujuan meningkatkan gizi berkualitas pada masyarakat, yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kemampuan belajar anak dan kualitas SDM secara keseluruhan,” jelas Ade, optimistis.
Program MBG tidak hanya berfokus pada pencegahan stunting dan gizi buruk sejak dini, melainkan juga menumbuhkan kesadaran kolektif akan krusialnya konsumsi pangan yang aman dan bergizi. Partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat—mulai dari sekolah, tenaga kesehatan, hingga tokoh lokal—diharapkan menjadi motor penggerak terciptanya sistem pengawasan pangan yang partisipatif dan menyeluruh.
Melalui sinergi ini, sebuah visi besar tengah dicanangkan: lahirnya generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif, menjadi pondasi kokoh dalam mewujudkan mimpi Indonesia Emas 2045. ***