DENPASAR – Polisi menangkap sembilan orang yang diduga awu-awu atau calo tiket yang selama ini meresahkan masyarakat khususnya di Terminal Ubung Denpasr. Kesembilan pria yang ditangkap masing-masing HF (52), KW (25), DPS (34), GP (49), MB (51), RB (35), DI (29) dan DAR (31)
Penangkapan terhadap para pelaku menyusul pengaduan masyarakat khususnya para penumpang yang merasa tidak nyaman dan terganggu dengan ulah mereka.
Penumpang sering menggunakan jasa bus untuk transportasi lintas kota dan pulau di wilayah Denpasar kembali terusik akibat ulah para preman.
Modusnya, para pelaku mulai memaksa membeli tiket, menaikkan harga tiket tidak sesuai pasaran, memalak, mengancam hingga tarik menarik penumpang kerap dilakukan preman dan calo tiket yang mangkal di seputaran terminal.
Guna menindaklanjuti aduan masyarakat ini, personel Polda Bali dan Polresta Denpasar merazia para preman dan calo tiket yang sering berulah dan mangkal di terminal Ubung, Denpasar, Sabtu (14/10/2017).
Kegiatan digelar sebagai bentuk nyata komitmen Polda Bali dalam memberantas premanisme yang ada wilayah Bali. Razia ini melibatkan 40 personel gabungan terdiri dari Satuan Brimob, Sabhara, Lalu Lintas, Reskrim, Intel dan Propam.
Wakapolda Bali Brigjen Pol. I Gede Alit Widana dan Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Hadi Purnomo, memimpin razia. Kegiatan dimulai pukul 09.00 Wita menjaring sembilan orang sebagian dari mereka tidak memiliki identitas.
“Kami akan menyiagakan polisi di terminal Ubung, agar para penumpang merasa aman dan nyaman,” ujar Widana.
Polisi juga akan terus memantau pergerakan para calo tiket, sehingga tidak ada lagi yang memaksa penumpang untuk membeli tiket dan menaikkan harga tiket tidak sesuai harga pasaran.
“Ini adalah cara kita untuk menjaga situasi di dalam maupun di luar kawasan terminal agar tetap aman, sehingga tidak ada lagi oknum-oknum tertentu yang melakukan pungli,” kata jenderal lulusan Akpol tahun 1987 ini.
Widana akan memberi atensi penuh di terminal Ubung, dengan meningkatkan kegiatan patroli dan menggelar sosialisasi. Kegiatan Patroli Sabhara dan Brimob, serta penyuluhan dari Binmas akan terus dilaksanakan ke terminal.
Ia menegaskan, tidak ada ruang bagi para preman untuk hidup di Bali. Seluruh elemen masyarakat harus ikut menjaga keamanan Bali. Jika masih ada preman yang berulah, maka akan berhadapan dengan Tim Sabata Polda Bali. (rhm)