![]() |
Capres konvensi Partai Demokrat Hayono Isman (Foto:Kabarnusa) |
Kabarnusa.com, Denpasar – Wacana reklamasi Teluk Benoa harus dikaji lebih mendalam dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat Bali agar nantinya keputusan diambil benar-benar untuk kepentingan rakyat dan tidak merusak lingkungan di Pulau Dewata.
Menurut calon presiden konvensi Partai Demokrat Hayono Isman, dalam pembangunan di Bali harus memperhatikan faktor lingkungan. Sebab, lingkunganlah yang menjaga Pulau Bali sebagai destinasi pariwsata ternama di Tanah Air.
Pariwisata di Pulau Seribu Pura, sangat berkaitan dengan lingkungan sehingga jika lingkungan rusak maka hilang pula pariwisata Bali.
Menyikapi kontroversi reklamasi Teluk Benoa, Hayono menyatakan bahwa semua pihak harus duduk bersama mencari solusi terbaik.
Diakuinya, memang dalam kajian awal akademisi UNiversitas Udayana Unud, bahwa reklamasi itu membawa dampak merusak lingkungan. Dengan kata lain kerugian lebih banyak didapat ketimbang manfaatnya.
Meski begitu, dia meminta agar masalah itu dibahas lebih intensif dengan masyarakat utamanya desa adat.
“Bagaimana memastikan bahwa pembangunan itu tidak merusak lingkungan. Selama ini reklamasi bisa jadi menguntungkan suatu daerah namun tetap merusak lingkungan dan merugikan masyarakat yang lain,” kata mantan Menpora era Orde Baru itu.
Untuk itu, bagaimana pembangunan yang dijalankan jangan sampai keliru yang tidak menghomati lingkungan.
“Jangan buru buru diputuskan, kalau dipaksakan terjadi masalah ya harus dibahas kembali,” katanya usia hadir dalam debat capres konvensi Partai Demokrat Selasa 18 Februari malam.
Secara pribadi, dia menilai reklamasi yang akan merusak lingkungan itu tidak sesuai dengan pariwisata budaya di Bali.
Ia mengatakan Bali selama ini sudah dikenal dengan pariwisata budayanya. Potensi seni budaya yang dimiliki Bali harus mampu mengangkat dunia pariwisata Bali seperti sekarang ini.
“Budaya lokal yang diperkuat, bukan jenis wisata lain, seperti membangun akomodasi wisata lewat reklamasi di Teluk Benoa, saya tidak setuju itu,” katanya.
Guru Besar Universitas Udayana Prof Dr I Gde Parimartha memberi apresiasi positif terhadap pemikiran Hayono. Menanggapi pernyataan Hayono, dia menyatakan potensi seni budaya Bali yang harus terus digali.
“Apa yang disampaikan Pak Hayono Isman benar, bagaimana tradisi itu dipahami, tradisi dan keberagaman perlu diperhatikan,” ujarnya
Bagaimana, aspek keberagaman budaya Bali harus senantisa dipertahankan, karena itu merupakan puncak-puncak kebudayaan nasional.
Sementara, debat capres Partai Demokrat di Hotel Aston Denpasar berlangsung seru dan menarik karena semua tokoh menyampaikan gagasan dan pemikiran dalam membangun bangsa dan negara khususnya untuk pembangunan sosial dan budaya.
Masing-masing capres membawa pendukung, dan melakukan atraksi kesenian, seperti yang di lakukan capres Dahlan Iskan diiringi tarian Kecak menuju lokasi acara.
Sepuluh calon presiden Partai Demokrat yang ikut dalam debat capres di Denpasar adalah Irman Gusman, Dino Patti Djalal, Ali Masykur Musa, Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, Endriartono Sutarto, Pramono Edhie wibowo, Hayono Isman, Sinyo Harry Sarundajang dan Anies Baswedan.
“Pak Marzuki Alie tidak hadir karena menjalankan tugas kenegaraan sebagai Ketua DPR RI, ya kepentingan rakyat harus diutamakan,” ujar Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta. (gek)