Denpasar – Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Bali dalam rangka syukuran dan peresmian gedung Madrasah Tsanawiah (MTs) Rare Muchtary dan Pondok Pesantren menggelar bakti sosial di kompleks SPMAA Denpasar yang berada di Br. Batan Nyuh Desa Pemecutan Kelod Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar, Sabtu (31/8/2024)
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Provinsi Bali Dr.Komang Sri Marheni, S.Ag, M.Si diwakili Kabid Pendidikan Islam H. Mahmudi, S,Ag, MA dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pendirian dan pembangunan gedung baru MTS Rare Muchtary. “Pembangunan gedung baru ini bukan hanya simbol kemajuan fisik saja namun juga merupakan wujud nyata komitmen kita bersama dalam mewujudkan dunia pendidikan khususnya pendidikan agama di provinsi Bali khususnya di Kota Denpasasr,” paparnya.
Menurut Komang Sri Marheni, madrasah merupakan lembaga yang memiliki peran strategis dalam membentuk karakter generasi muda. Di sini para siswa selain dididik menjadi cerdas secara akademik, juga berakhlak mulia memiliki keimanan yang kuat dan cinta tanah air. “Saat ini kepercayaan masyarakat semakin meningkat terhadap madrasah. Ini menjadi tantangan bersama untuk menjaga kepercayaan masyarakat dengan menjaga dan meningkatkan kualitas madrasah,” jelasnya.
Baca juga : AMSI Awards 2024, 11 Media Penerima Penghargaan Cek Disini
Pada kesempatan tersebut Kakanwil Kemenag Bali berharap MTs Rare Muchtary yang baru dapat turut berpartisipasi dalam mempersembahkan pendidikan yang berkualitas. Gedung baru akan menjadi sarana yang mendukung bagi kegiatan belajar mengajar, menciptakan lingkungan yang nyaman dan kondusif sehingga prestasi siswa akan semakain meningkat.
Kakanwil Komang Sri Marheni menegaskan, peresmian gedung MTs Rare Muchtary ini bukan akhir tapi awal dari tanggung jawab kita bersama untuk memastikan madrasah ini dapat terus berjalan dengan baik. Memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi siswa dan masyarakat sekitar. “Kami mengajak seluruh eleman masyarakat mendukung perkembangan pendidkan agama untuk mewujudkan generasai yang cerdas secara intelektual tapi juga mempunyai ahlak yang mulia untuk membangun bangsa dan negara,” ajaknya
Sebelumnya, Direktur SPMAA Bali Dr.KH Gus Glory Islamic, S.Ag, M.Si dalam laporannya mengemukakan SPMAA sudah berada di Bali selama 14 tahun sejak tahun 2010. Di Bali SPMAA memiliki kegiatan di Denpasasr dan Tabanan. Masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu mengenal filosofi Tri Hita Karana. Mendudukkan hubungan antara Tuhan, Manusia dan Alam secara harmoni. Falsafah ini senada dengan tiga prinsip dasar Yayasan SPMAA, yakni pertama, Mengenal Allah secara mendekat dan mendasar yang melahirkan jiwa kasih sesama berlandaskan iman. Kedua, melatih diri mengetahui musuh ghoib setan. Semua manusia bersaudara, musuh kita hanya setan yang ada di hati masing-masing. Ketiga, menanamkan keyakinan dunia akhieat yang memberi sudut pandang holistik dalam dharma bakti di kehidupan saat ini dengan visi kehidupan setelah mati.
Gus Glory Islamic menegaskan, gedung MTs Rare Mchtary yang hari ini diresmikan dibangun selam 9 bulan. Dananya bersumber dari swadaya murni jamaah SPMAA yang berada di Denpasar dan Tabanan. “Kami tidak mengajukan proposal selembarpun ke pihak lain. Juga tidak ada donatur dari Arab atau luar negeri.Biayanya murni dari swadaya jamaah sebagai implementasi dari menanamkan keyakinan dunia akherat,” jelasnya.
Disebutkan, bersamaan dengan persemian gedung MTs Rare Muchtary hari ini, SPMAA Bali juga menggelar kegiatan bakti sosial dengan menyebarkan 400 kupon di dua Desa yakni di Desa Tegal Arum dan Desa Pemecutan Kelod masing-masing 200 kupon. “Bakti sosial yang kami laksanakan berupa pelayanan dan pemeriksaan kesehatan, pelayanan pengobatan bekam dan pemeriksaan mata dan pemberian kaca mata baca secara gratis kepada warga masyarakat,” paparnya.
Gedung baru lantai dua MTs. Rare Muchtary senilai Rp 1,6 miliar, ditandai peresmiannya dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita yang dilakukan oleh Kakanwil Kemenag Provinsi Bali Dr. Komang Sri Marheni, S.Ag, M.Si dan Pembina Yayasan SPMAA Pusat Hj. Masyrifah Muchtar.***