Sleman – Proses revitalisasi Pasar Godean, Sleman, semakin menunjukkan kemajuan signifikan dan kini mendekati tahap akhir.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), memastikan bahwa seluruh komunikasi dengan perwakilan pedagang telah tuntas.
Kepala Disperindag Sleman, Mae Rusmi Suryaningsih, menyatakan bahwa kesepakatan terkait penempatan zonasi untuk 11 komoditas pedagang telah tercapai.
Saat ini, tercatat ada 1.837 pedagang yang tergabung dalam paguyuban pasar.
“Kami telah mengundang perwakilan dari 11 komoditas untuk berdiskusi. Semua sudah menyepakati zonasi dan lokasi di lantai berapa mereka akan menempati lapak,” ujar Mae pada Rabu, 13 Agustus 2025.
Tahap selanjutnya adalah proses pengundian lapak bagi para pedagang. Namun, langkah ini masih menunggu koordinasi akhir dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) untuk pemaparan rencana penempatan dan pemindahan. Setelah itu, pengundian akan segera dilakukan.
Revitalisasi Pasar Godean dijadwalkan rampung dan siap beroperasi kembali pada pertengahan Oktober 2025.
“Setelah area parkir selesai pada bulan Oktober, kami akan berkoordinasi untuk pemindahan. Targetnya, pada pertengahan Oktober, semua proses sudah selesai,” tambah Mae.
Ia merinci Pasar Godean memiliki tiga lantai akan memiliki zonasi komoditas yang lebih tertata. Lantai 1 akan ditempati oleh pedagang pakaian, lantai 2 oleh pedagang jajanan (kletikhan), sementara lantai 3 akan difungsikan untuk penjual yang sebelumnya tidak aktif dan juga direncanakan memiliki area makan dengan pemandangan ke arah barat.
“View-nya bukit Menoreh nggih, apik (bagus),” ucapnya.
Kemudian, seluruh pedagang termasuk penjual belut akan diakomodasi dalam zonasi yang telah dirancang, dengan masing-masing komoditas membangun “kelejep” (tempat berjualan) secara mandiri melalui koordinasi antar paguyuban dan pemborong.
“Mereka nanti diundi kemudian mereka nanti akan melihat lapaknya. Setelah itu, akan dibangun
kelejep istilahnya ya itu tempat untuk berjualan masing – masing. Dan sekarang mereka sudah berkomunikasi antar komoditas untuk membuatkan kelejepnya. Kami hanya mengawal dan mengawasi saja,” jelasnya.
Lebih lanjut, sebagai antisipasi agar pasar tidak sepi pascarevitalisasi, Disperindag Sleman telah menyiapkan anggaran promosi.
“Kita sudah alokasikan anggaran untuk publikasi, TikTok, promosi dan lainnya. Mudah-mudahan tidak sepi,” ucapnya optimis.
Mae juga memastikan pedagang tidak ada yang berjualan di luar lagi dengan berkoordinasi dengan lintas OPD terkat.
“Iya kami sudah mengordinasi dengan dinas perhubungan nanti yang mengatur.
Lalu lintas dan parkirnya kemudian dengan Pol PP dan Paguyuban nanti kita bersama-sama untuk menertibkan,” imbuhnya.
Selain merevitalisasi Pasar Godean, Pemkab Sleman juga melakukan penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Lapangan Pemda Sleman, Mae menyebutkan saat ini masih dalam tahap finalisasi pendataan dan pengaturan zonasi jualan.
PKL akan diatur berjualan hanya pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu di dua blok: utara dan selatan.
“Jumlahnya sekitar 260-an, tapi beda-beda tiap hari. Ada yang hanya Jumat, ada Sabtu-Minggu, ada juga yang hanya Minggu. Itu semua berdasarkan data existing Januari 2024,” ujarnya.
Penataan akan mengikuti konsep dua shaf seperti pasar tani saat ini. Trotoar timur dan barat akan disterilkan dari pedagang agar tidak mengganggu aktivitas olahraga di area tersebut.
“Kami antisipasi jangan sampai ada jual-beli lapak. Jadi kami pastikan si A menempati tempat yang ditetapkan, tidak dijual ke orang lain,” tegas Mae.
Saat ini, PKL belum dikenai retribusi. Soal kemungkinan adanya retribusi setelah penataan, Mae mengatakan hal itu belum dibahas lebih lanjut.
“Belum, tapi akan kami bahas,” pungkasnya.***