Revitalisasi Tambak Pantura Jawa: Potensi Triliunan Rupiah dari Budidaya Nila Salin

Tahun 2025, program revitalisasi 20 ribu hektare tambak Pantura Jawa dimulai di empat kabupaten. Targetnya, produksi 1,56 juta ton nila salin, menghasilkan perputaran uang triliunan rupiah.

18 Maret 2025, 05:34 WIB

Jakarta – Untuk memastikan revitalisasi tambak Pantura Jawa berjalan lancar dan berkelanjutan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar konsultasi publik (konblik) tahap I.

Konsultasi ini membahas Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagai langkah penting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dirjen Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu, menjelaskan bahwa KLHS adalah syarat utama dalam perizinan pemanfaatan lahan kehutanan untuk program revitalisasi ini.

Dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Tebe menyatakan bahwa “KLHS merupakan instrumen krusial untuk memastikan program revitalisasi tambak Pantura Jawa tetap berlandaskan ekonomi biru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta tidak merusak ekosistem pesisir dan lingkungan sekitar.”

Tahapan KLHS, sebagai rangkaian analisis yang sistematis, komprehensif, dan partisipatif, bertujuan untuk menjamin bahwa program revitalisasi tambak Pantura Jawa untuk komoditas budi daya nila salin tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga menjaga keseimbangan ekologi dan sosial.

Tahun 2025, program revitalisasi 20 ribu hektare tambak Pantura Jawa dimulai di empat kabupaten. Targetnya, produksi 1,56 juta ton nila salin, menghasilkan perputaran uang triliunan rupiah.

Program ini meningkatkan produktivitas tambak dan mendukung ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.

Sukses revitalisasi tambak Pantura Jawa 2025 bergantung pada kerja sama berbagai pihak. KKP memerlukan dukungan KLHK agar penggunaan lahan kehutanan berjalan lancar.

Program ini memicu efek berganda: pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan, dan penguatan daya saing nasional, melalui UMKM, lapangan kerja, dan infrastruktur.

Tebe menekankan pentingnya dukungan dari semua kementerian dan lembaga terkait untuk memastikan keberlanjutan efek berganda dari revitalisasi tambak Pantura Jawa.

Sebelumnya, Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan bahwa program ini adalah solusi untuk tambak terbengkalai dan sarana edukasi budidaya berkelanjutan.***

Berita Lainnya

Terkini