Ribuan Pelajar Hindu Bersembahyang Sambut Hari Ilmu Pengetahuan

8 Maret 2014, 11:19 WIB
Persembahyangan di Pura Jagatnatha Denpasar di Hari Saraswati (Foto:KabarNusa)

KabarNusa.com, Denpasar – Hari ini
bertepatan dengan turunnya ilmu pengetahuan disambut dengan kegiatan
persembahyangan dan panjatkan doa yang dilakukan ribuan pelajar di Bali.

 

Sejak pagi, ribuan
pelajar menggelar persembahayangan memanjatkan doa di hari suci
Saraswati Umanis Watugunung yang dipusatkan di Pura Agung Jagatnatha di
Kota Denpasar.

Seluruh sekolah di Bali hari ini  diliburkan guna
memberi kesempatan pelajar, mahasiswa, pegawai, masyarakat umum juga
ikut melaksanakan upacara persembahyangan bersama.

Di pura suci
di sisi Lapangan Puputan Badung, persembahyangan dihadiri Wakil Walikota
Denpasar I. G. N Jaya Negara didampingi Sekda A. A. N Rai Iswara serta
Kepala SKPD lainnya.

Kepala Bagian Kesra Setda Kota Denpasar I. G. Bagus Mataram, mengatakan,
upacara
hari suci Saraswati ini sudah dimulai sejak pagi dimulai proses ngelis
yang dilaksanakan beberapa pemangku pura di areal sekitar pura.

Hari Suci Saraswati mempunyai makna sebagai turunnya ilmu pengetahuan sebagai sumber dari kecerdasan umat manusia.

Perayaan
hari Saraswati diperingati sebagai “pewedalan Sang Hyang Aji Saraswati”
atau Dewi Saraswati yang jatuh setiap 6 bulan sekali.

“Beliau
disimbolkan sebagai seorang dewi cantik yang duduk di atas teratai
berwahanakan se-ekor angsa berlengan empat, membawa sitar atau veena dan
ganatri di kedua tangan kanan, tangan kiri membawa pustaka atau kitab,”
tuturnya.

Jadi, makna pemujaan Dewi Saraswati adalah memuja dan
bersyukur ke hadapan  Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas karunia ilmu
pengetahuan kepada umat manusia.

Dengan ilmu pengetahuan itu, maka manusia terbebas dari kebodohan serta dibimbing menuju kedamaian di dunia.

Mataram mengungkapkan, semua buku dan lontar yang berhubungan ilmu pengetahuan dikumpulkan dan diupacarai.

Itu
dimaksudkan sebagai lambang ungkapan rasa syukur atas keberadaan ilmu
pengetahuan ini kepada Dewi Saraswati sebagai dewi ilmu pengetahuan.

Kemudian
pada malam harinya dilakukan dengan sarasehan rembug sastra, serta ada
pementasan wayang dari Persatuan Dalang Indonesia (Pepadi) Denpasar.

Selebihnya,
Mataram mengatakan, keesokan harinya pada Minggu wuku Sinta biasanya
dilaksanakan banyu pinaruh sebagai makna dan pembersihan diri.

Upacara persembahyangan ini dipuput oleh Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa dari Geriya Sari Tegal Denpasar. (gek)

Berita Lainnya

Terkini