![]() |
Jumpa pers lounching album perdana Anak Angin “Jiwa Merdeka” yang dihadiri Sawung Jabo dan Bens Leo |
TABANAN – Grup Band Anak Angin dari Tabanan, Bali yang lahir dari rahim Kemah Budaya akhirnya berhasil merilis album perdana bertajuk “Jiwa Merdeka”.
Guna merilis album yang berisi 10 buah lagu ini, Anak Angin yang digawangi Ketut Boping Suryadi ini akan menggelar konser di Kawasan BITDEC, Pantai Nyanyi, Desa Beraban, Keacamatan Kediri, Tabanan, Sabtu (20/5/17) malam.
Ketua DPRD Tabanan Ketut Suryadi yang juga vokalis Anak Angin ini menyebutkan, konser lounching album perdana Anak Angin tersebut akan digelar secara gratis, terbuka untuk umum.
“Silakan hadir untuk menonton tanpa dipungut bayaran. Penonton bahkan akan mendapatkan sebuah CD album perdana Anak Angin “Jiwa Merdeka” secara gratis,” ujar Ketut Suryadi yang akrab dipanggil Boping ini saat jumpa pers di rumah kreatif Anak Angin Jln. By Pass Soekarno, Tabanan, Jum’at (19/5/17) siang.
Menurut Boping, pada album perdana bertajuk “Jiwa Merdeka” ini berisi 10 buah lagu. Masing-masing berjudul: Rimba asing, Calo jalur tikus, Gumi brare brere, Debu berkabut, Bercerminlah, Egaliter, Angin menyambar, Padamu negeri, Berikan cinta yang tersisa, dan Menjadi matahari.
“Empat lagu dalam album perdana ini yakni Rimba asing, Padamu nrgeri, Gumi brara brere dan Calo jalur tikus, aslinya diciptakan oleh Sawung Jabo, sahabat dan guru kami, namun diaransem dan ditulis ulang oleh Anak Angin,” kata Boping berterus-terang.
Sawung Jabo musisi senior Indonesia yang hadir saat jumpa pers memberikan apresiasi terhadap launchingnya album perdana Anak Angin.
“Lirik-liriknya berisi kritik sosial. Tapi sulit dimasukkan dalam genre musik apa karena ada pop dan rock. Terserahlah disebut genre musik apa. Yang jelas musiknya bagus bukan genre musik salah paham,” katanya enteng.
Hal senada diungkapkan Bens Leo, pengamat musik nasional yang juga hadir dalam jumpa pers. Menurutnya, lirik lagu-lagu Anak Angin yang ditulis Boping mampu memprovokasi orang lain untuk menyimak dan mendengarkannya.
“Sebagai seniman dan politikus, Boping menjadi orang yang berbeda karena mampu mengkombinasikan berbagai sisi kehidupan dalam lirik lagu-lagunya. Boping bisa bertindak sebagai kondukter, sekaligus orchester,” katanya berterus-terang. (gus)