![]() |
Pelatihan pengelolaan ritel modern kerja bareng AJI Denpasar Alfamart dan Bank Mandiri (Foto:KabarNusa) |
KabarNusa.com, Denpasar – Kehadiran bisnis ritel modern diyakini tidak akan mematikan warung atau pasar tradisional karena sejatinya ritel modern itu tumbuh berasal dari warung tradisional.
Menjamurnya bisnis ritel di Indonesia seperti Indomaret dan Alfamart termasuk di Bali, telah menggerakkan roda perekonomian. Baik pemilik modal besar maupun mereka yang berkeinginan memulai usaha ritel, bisa memilih jenis usaha yang ditawarkan oleh toko modern berjaringan itu.
Menurut Nono Araldiarto selaku Manager marketing Alfamart Branch Bali, pengelolaan bisnis ritel modern, sejatinya merupakan pengembangan warung tradisional. Sulitnya warung tradisional berkembang karena banyak kekuarangan dalam hal pengelolaan atau manajemennya.
“Makanya kami berupaya memberikan pembinaan dan pelatihan warung tradisional agar bisa bersaing dengan peritel modern,” katanya dalam Gathering dan Pelatihan Pengelolaan Ritel Bagi Kalangan Wartawan yang digelar Aliansi Jurnalis Independen AJI Denpasar di Rumah Budaya Men Mersi, Denpasar, Minggu (4/5/2014).
Kelemahan bisnis warung tradisional, lanjutnya, kurang bisa berbenah memperbaiki keseluruhan operasionalnya sehingga tertinggal atau kalah bersaing dengan peritel modern.
Karenanya, kondisi itu hendak diperbaiki oleh peritel modern seperti Alfamart, dengan menjalin pola kemitraan dan pengembangan usaha peritel tradisional.
Tujuannya, tak lain agar peritel tradisional dan modern bisa saling bersinergi dan saling tumbuh berkembang bersama.
Selain Alfamart, Carrefor dan Lottemart juga telah mengembangan pola kemitraan dengan peritel tradisional dengan beberapa program seperti di Alfamart lewat outlet Binaan Alfamart (OBA).
Nono menuturkan, saat ini pola kemitraan OBA telah berkembang di Bali dan Nusa Tenggara Barat yang telah mencapai sekira 200 outlet yang banyak terkonsentrasi di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
Dia mencontohkan, bimbingan teknis atau pelatihan dilakukan dalam hal pengelolaan produk-produk consumer good atau kebutuhan pokok, pengoperasinalisasi toko, Cara memanage proudk yang akan dijual dan sebagainnya.
Selain itu, bimbingan teknis juga masalah permodalan dalam memulai kegiatan usaha. Tidak hanya OBA, pihaknya juga menyiapkan alternatif kegiatan usaha bagi pemodal besar kisaran Rp300 juta sampai Rp400 juta, untuk mengembangan sistem waralaba atau franchise tentunya dengan ketentuan berbeda.
Hadir pembicara lainnya Wayan Dwipayana dari Bank Mandiri yang lebih banyak memberikan pengetahuan dan teknis bagaimana kiat-kiat mendapat askses permodalan dari bank.
Pada prinsipnya, kata Dwipayana, perbankan seperti Bank Mandiri, sangat konsern dengan kegiatan usaha yang dilakukan masyarakat yang memiliki modal kecil hingga besar. Beberapa modal usaha yang bisa diaskses oleh pebisnis ritel pemula mulai dari RP5 juta hingga Rp20 juta.
“Yang penting memenuhi persyaratan seperti tidak pernah memiliki catatan negatif dalam kredit di bank, kami siap membantu permodalan termasuk bagi yang baru memulai usaha,” katanya.
Sementara Ketua AJI Denpasar Rofiqi Hasan mengatakan, kegiatan dimaksud untu lebih memberi motivasi dan gambaran kepada para jurnalis tentang peluang-peluang usaha yang bisa dilakukan.
Mungkin bisa dijalankan oleh istri atau keluarga mereka, seperti memulai bisnis warung ritel modern dengan pola kemitraan yang ditawarkan Alfamart.
“Berbisnis warung ritel ini bisa menjadi alternatif jurnalis untuk bisa lebih meningkatkan kesejahteraan mereka,” imbuhnya. (rma)