Ilustrasi caleg wanita di Bali (Foto:KabarNusa) |
Denpasar – Usai pemilu potensi caleg yang tersingkir mengalami stres sangat besar sehingga Rumah Sakit Jiwa RSJ Kabupaten Bangli siap memberi pelayanan dalam membantu menyembuhkan mereka.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya mengatakan, pemerintah memang tidak secara khusis menyiapkan rumah sakit yang menangani caleg stres.Pada dasarnya, setiap rumah sakit di Bali siap melayani siapa saja yang sakit termasuk caleg stres.
Diakuinya, sebelum pemilu digelar pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh rumah sakit, untuk siap memberikan pelajayanan terhadap siapapun termasuk caleg stres.
“Tidak melulu caleg stres yang memiliki jenjang atau stadium penyakitnya mulai ringan sedang dan berat,“ kata Suarjaya baru-baru ini.
Mereka yang masuk kategori ringan cukup menjalani rawat jalan sebaliknya jika stadium berat maka harus menjalani terapi.
Perawatan rumah sakit berjenjang sesuai tingkat kesetresan caleg di mana telah disiapkan tenaga psikolog maupun psikiater.
Jika melihat pengalaman pemilu sebelumnya, dia memperkirakan ada caleg yang gagal akan mengalami stres meskipun sampai saat ini pihaknya belum mendapat data pasti angkanya.
“Ya pasti ada, informasi seperti itu ( caleg stres), banyak cuma untuk sekarang saya belum terima laporan berapa jumlahnya dari rumah sakiy,“ imbuhnya.
Mengantisipasi agar mereka yang telah banyak menghabiskan uang dalam pencalegan kemudian tidak stres, pihak keluarga diminta memperhatikan atau mengenali jika ada tanda-tanda mengarah stres.
Untuk menilainya dilihat dari sisi perkembangan atau perubahan kepribianya seperti susah tidur. Susah tidur atau insomnia sebenarnya sudah masuk kategori mengalami gangguan jiwa ringan.
Demikian juga misalnya tiba-tiba seperti mendengar suara atau berbicara sendiri, tertawa sendiri atau menangis sendiri.
“Perubaban perilaku itu apalagi mengamuk sampai anti sosial sudah tergolong schizoprenia harus segera ditangani dibawa ke psikater untuk menjalani terapi,“ katanya.
Sebelumnya, salah seorang psikiater di Denpasar, Prof LK Suryani menyatakan kesiapannya untuk memberikan terapi kepada caleg stres. Hanya saja, diakuinya dari pengalaman pemilu sebelumnya saat memberi terapi caleg stres tak sedikit yang tidak sanggup membayar karena semua uangnya sudah habis.
“Ya tahun lalu jumlahnya lumayan, mereka dibohongi, ketidakjujuran partai banyak membuat calegnya mengalami gangguan jiwa,” imbuhnya.
Hanya saja, kebanyakan mereka yang sudah tidak memilki banyak Uang seperti saat kampanye menjadi caleg.
“Masak saya akan suruh bayar ya tidak mungkin, Saya tetap akan bantu mereka, tetapi gubernur sudah menyiapkan rumah sakit jiwa untuk terapi, tapi khan kasihan konotasi nya mereka sakit jiwanya, makanya kami siap bantu,” imbuhnya. (kto)