Rusia Sampaikan Keprihatinan China dan Negara ASEAN tentang AUKUS

6 November 2021, 16:21 WIB

AVvXsEgcoa4zI8Xk8kxy BkfKlL3FpLPRWq9mPtgTxyGG3DXImophm6 lXdgK6x1GFc4qIbsJUgPRH 1hQGcZtoG9Cfz02u2Rj
Rusia sampaikan keprihatinan China dan ASEAN terkait AUKUS / Dok. Ilustrasi Image by IGORN from Pixabay

New York – Rusia sampaikan keprihatinan China dan negara ASEAN tentang pembentukan pakta keamanan AUKUS antara Australia, Inggris dan AS yang dipandang sebagai ancaman bagi keamanan kawasan. 

“Kami sampaikan keprihatinan yang diutarakan oleh China di Komite Pertama,” kata Andrey Belousov Dubes Rusia di Majelis Umum PBB. 

“Keprihatinan yang serius juga dikemukakan negara-negara ASEAN karena melihat dalam kemitraan teknis trilateral ini sebagai ancaman bagi keamanan kawasan,” kata Belousov. 

“Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia mengatakan implementasi dari inisiatif ini bisa mengarah pada perlombaan senjata di kawasan,” tambahnya, dikutip dari Sputnik, 6 November 2021.

Negara membutuhkan lebih banyak waktu dan informasi tentang bagaimana negara peserta kerjasama trilateral ini melihat cara pelaksanaannya. 

“Setelah menerima informasi lengkap, baru kami bisa membuat berbagai kesimpulan dan pertanyaan terkait dampak inisiatif ini terhadap keamanan, non-proliferasi nuklir, dan komitmen negara anggota di bawah kerangka berbagai perjanjian internasional, ” sebut Belousov. 

Tanggal 15 September 2021 PM Australia Scott Morrison bersama dengan PM Inggris Boris Johnson dan Presiden AS Joe Biden mendeklarasikan AUKUS untuk melindungi kepentingan bersama mereka di kawasan Indo-Pasifik.

Inisiatif pertama yang diumumkan di bawah pakta pertahanan AUKUS adalah pembuatan  kapal selam berteknologi tenaga nuklir untuk Angkatan Laut Australia.

Akibatnya Pemerintah Australia membatalkan perjanjian pembangunan kapal selam senilai 66 miliar Dolar Amerika dengan perusahaan maritim Prancis.

Hal ini menimbulkan kemarahan bagi Prancis, dan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian menuduh Canberra mengkhianati rasa saling percaya antar kedua negara. (fda)

Artikel Lainnya

Terkini