Kabarnusa.com, Denpasar – Dengan potensi sumber daya manusia alam dan manusia yang cukup besar keinginan masyarakat kawasan Indonesia Timur bisa menempatkan tokoh-tokoh mereka dalam capres dan cawapres sangatlah realistis.
“Saya kira keinginan ada figur capres dan cawapres, itu pilihan yang paling rasional karena kawasan Timur sejatinya memiliki posisi tawar yang cukup tinggi,” ujar Nasrullah Kusadjibrata, fasilitator Focus Group Discussion Indopolling di Denpasar, Minggu (23/2/2014).
Guna mendongkrak posisi tawar, maka wacana perlunya wakil dari kawasan timur maju sebagai orang nomor satu.
Hal itu mencuat dan menjadi salah satu kesimpulan FGD yang dilaksanakan Indopolling Network bertajuk “Mencari Figur Pemimpin dari Timur” di 11 kota tanah air.
Jika tidak bisa menempatkan figur capres, maka pilihan paling rasional adalah kombinasi barat dan timur untuk posisi orang nomor satu dan nomor dua.
Merujuk potensi alam dan putra dari Timur, mayoritas peserta FGD juga menginginkan adanya wakil untuk pos-pos tertentu yang lebih maksimal.
Sudah saatnya putra-putra terbaik asal kawasan Indonesia Timur bisa menempati pos-pos strategis di pemerintahan dan pengambil kebijakan lainnya.
Beberapa pos pemerintahan yang layak diisi tokoh asal Timur seperti di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kelautan dan Perikanan juga Pertahanan.
“Wilayah timur identik dengan kelautan dan perikanan, karena mereka mayoritas berwilayah bahari, tidak daratan seperti Jawa,” imbuhnya.
Yang menjadi sorotan selain persoalan pimpinan nasional, adalah distribusi pembangunan dan pemimpin antara kawasan barat dan timur Indonesia masih menyimpan banyak persoalan.
Kata dia, kwasan timur belum maksimal terakomodir. Ada ketidakadilan dalam pembangunan, meskipun sumber daya alam(SDA) Kawasan Timur cukup berlimpah tetapi pemerintah kurang mendorong investasi yang masuk di Kawasan Timur Indonesia.
Diketahui, FGD dilaksanakan Indopolling ini menjaring 11 kota di Jawa, Bali Nusra, Maluku, Sulawesi, Papua dan Kalimantan. FGD berlangsung dalam 3 putaran. Masing-masing putaran serentak dilakukan di 3 kota. Ada pun tiap FGD terdiri 2 sesi.
Sesi pertama, akademisi perguruan tinggi dan peneliti setempat. Sesi kedua adalah kelompok strategis dari tokoh masyarakat, media, LSM, pemuda atau mahasiswa dan pengusaha.
“Tujuan FGD adalah untuk menjaring kader-kader terbaik dari Timur yang layak untuk tampil dalam panggung nasional diberbagai lembaga strategis negara,” sebut Peneliti Indopolling Wilhelmus Wempy Hadir. (gek)