Salak Sleman Tembus Pasar Kamboja, Perkuat Diplomasi Ekonomi Daerah

Salak Pondoh Sleman menembus pasar ekspor Kamboja. Pelepasan ekspor perdana oleh CV. Mitra Turindo ini di Padukuhan Wonokerto, Turi, Sleman

1 Agustus 2025, 06:55 WIB

Sleman– Salak Pondoh Sleman secara resmi menembus pasar ekspor Kamboja. Pelepasan ekspor perdana yang dilakukan oleh CV. Mitra Turindo ini berlangsung di Padukuhan Wonokerto, Turi, Sleman, pada Kamis (31/7), dan dihadiri langsung oleh Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa.

Dalam kesempatan tersebut, Bank Indonesia turut menyerahkan fasilitas pendukung ekspor buah salak kepada paguyuban petani Salak Mitra Turindo. Penyerahan fasilitas ini diharapkan dapat semakin mendorong kualitas dan kuantitas ekspor salak dari Sleman.

Danang Maharsa menyatakan bahwa ekspor salak ini menjadi bukti nyata kesiapan komoditas unggulan Sleman untuk bersaing di pasar global. Ia menekankan bahwa pengelolaan pertanian yang baik dapat menjadi pilar utama ketahanan pangan, penggerak ekonomi kerakyatan, serta berkontribusi pada diplomasi ekonomi Indonesia.

“Ini adalah cita-cita yang selama ini kita bangun bersama. Kami ingin petani salak Sleman tidak hanya menjual buah di pasar tradisional, tetapi juga menembus pasar internasional,” ujar Danang, menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam memajukan pertanian lokal.

Lebih lanjut, Danang menyampaikan apresiasi kepada Kepala Bank Indonesia Perwakilan DIY atas dukungan fasilitas ekspor tersebut. Menurutnya, bantuan ini merupakan wujud nyata dari komitmen bersama dalam mendorong penguatan kualitas komoditas ekspor unggulan, sekaligus mendukung peningkatan nilai tambah produk pertanian lokal.

“Dengan demikian, salak pondoh tidak hanya dikenal karena keunikan rasanya, tetapi juga bermutu tinggi, standar ekspor yang terpenuhi, serta ketepatan dalam pengiriman dan penyimpanan,” tutup Danang, optimis terhadap potensi salak Sleman di kancah internasional.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan DIY, Sri Darmadi Sudibyo, menyebut bahwa ekspor memiliki peran penting untuk menyumbang devisa negara. Ekspor menurutnya juga berperan dalam memperluas lapangan kerja serta menjadi tumpuan ekonomi di Sleman, dan Indonesia pada umumnya.

“Bank Indonesia merasa bangga dengan peran para petani salak di Sleman ini. Ini adalah hal strategis yang perlu kita tumbuhkembangkan bersama. Dengan fasilitas yang kami serahkan ini harapannya dapat mendukung produktivitas petani salak di Sleman ini,” ucapnya.

Ketua Paguyuban CV. Mitra Turindo, Suroto, menjelaskan pihaknya kali ini mengekspor sebanyak 10 ton ke Kamboja. Dijelaskan pula bahwa ekspor salak Sleman ke Kamboja sudah dilakukan sejak 2017 lalu. Selain ke Kamboja, CV. Mitra Turindo juga mengekspor salak Sleman ke Cina.

“Terimakasih kepada Bank Indonesia yang telah memberikan bantuan fasilitas kepada petani salak yang ada di sini. Ini menjadi motivasi dan semangat kami untuk tumbuh dan berkembang,” kata Suroto. ***

Berita Lainnya

Terkini