Kepala Bidang Penanggulangan Kebencanaan PMI Provinsi Bali H Bambang//Dok. Kabarnusa |
Karangasem – Di tengah kesibukan penyaluran bantuan dari berbagai
pihak kepada korban gempabumi di Kabupaten Karangasem Bali para petugas
dan relawan kemanusiaan tetap mengindahkan imbauan dan ketentuan dalam
masa pandemi yakni menjalankan protokol kesehatan.
Hiruk pikuk
kesibukan petugas dan relawan di Kantor Desa Ban Kecamatan Kubu,
Karangasem terlihat ketika mereka harus menerima berbagai bantuan yang
terus mengalir di Posko persis di samping kantor desa setempat pada Rabu
20 Oktober 2021.
Bantuan yang tidak terhitung jumlahnya itu
seperti sembako, kebutuhan atau perlataan sehari-hari seperti kasur
lipat hingga makanan dan minuman, akan disalurkan kepada warga di
sejumlah titik terisolir yang terdampak gempabumi di Desa Ban.
Kepala
Bidang Penanggulangan Kebencanaan PMI Provinsi Bali H Bambang mengakui
kesibukan para relawan kemanusiaan saat penyaluran bantuan sembako dan
lainnya, cukup padat. Sejak pagi siang hingga malam hari, mereka bekerja
memastikan warga terdampak gempa yang tempat tinggalnya rusak parah,
terpenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti makan dan minum.
Meski
demikian, kata Bambang, pihaknya memastikan petugas dan relawan lantas
mengabaikan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus corona
atau Covid-19.
“Protokol kesehatan berjalan cukup baik, sampai
saat ini, tim-tim kita baik dari PMI maupun Puksesmas tetap memantau
kesehatan masyarakat,” ucap mantan relawan tragedi Bom Bali yang telah
menerbitkan buku “Keikhlasan menuntun langkahku” ini.
Di lokasi
atau Posko, semua prokes ditegakkan, mulai menyiapkan tempat cuci tangan
atau wastafel di beberapa titik, hand sanitizer atau sabun antseptik
hingga pengaturan kegiatan diatur jarak maupun segala sesuatunya agar
tidak terjadi kerumunan.
Hand Sanitizer atau sabun antiseptik
telah dibagikan kepada petugas dan masyarakat luas agar mereka
senantiasa menjaga kebersihan tangan supaya terhindar dari penyebaran
virus corona.
Tentu saja, displin prokes, dengan menjalankan 5M
bagi relawan maupun masyarakat lainnya yang datang, mulai wajib memakai
masker, mencuci tangan dengan air mengalir atau hand sanitizer, menjaga
jarak, mencegah kerumunan hingga menghindari makan bersama.
Pihaknya
juga tak henti terus mensosialasikan untuk menjaga prokes kepada
masyarakat sehingga bisa menjadi kesadaran kolektif saat pandemi seiring
kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Bali
yang terus turun kini menyentuh level2.
“Sosialiasi prokes ini, terus dilakukan, sangat penting kaitannya dalam menjaga image pariwisata Bali,” imbuhnya. (Rohmat)