Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Gianyar siap mengawal stabilitas harga bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat menjalang Hari Galungan dan Kuningan./Dok.BI Bali |
Gianyar– Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Gianyar siap mengawal stabilitas harga bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat menjalang perayaan Hari Galungan dan Kuningan.
Kesipan itu terungkap saat digelarnya High Level Meeting (HLM) TPID Kabupaten Gianyar dalam rangka menjaga stabilisasi inflasi dan dorong pemulihan ekonomi melalui peningkatan peran digitalisasi UMKM menjelang perayaan hari raya galungan dan kuningan.
Rapat dilaksanakan secara online melalui platform zoom meeting dan dipimpin Wakil Bupati Gianyar, Anak Agung Gde Mayun, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimandi, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Gianyar, I Wayan Sadra; serta diikuti oleh anggota TPID Kabupaten Gianyar dan instansi terkait Rabu 3 November 2021.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Gianyar melaporkan terdapat beberapa kebutuhan bahan pokok mulai mengalami kenaikan harga menjelang hari raya Galungan dan Kuningan, yaitu daging babi dan minyak goreng.
“Harga cabai masih terpantau stabil,” katanya menyebutkan.
Mengantisipasi kenaikan permintaan menjelang Galungan dan Kuningan, Pemerintah Kabupaten Gianyar akan melakukan sejumlah langkah, diantaranya: Memastikan data produksi dan ketersedian barang kebutuhan pokok.
Kemudian, melakukan sidak ke pasar-pasar dan gudang-gudang penyimpanan untuk memastikan ketersediaan stok dan kewajaran harga.
Menghimbau pelaku usaha perdagangan (supermarket dan minimarket) untuk mengadakan program diskon menjelang hari raya.
“Kami melaksanakan operasi pasar atau pasar murah, dengan memastikan efektivitas penetapan lokasi, waktu dan frekuensi penyelenggaraannya,” tuturnya.
Wakil Bupati Gianyar Anak Agung Gde Mayun menyampaikan berbagai tantangan yang dihadapi dalam menjaga stabilitas harga dan stok bahan pokok di Kabupaten Gianyar, diantaranya masih tingginya ketergantungan pasokan bahan pangan dari luar daerah.
Infrastruktur dan distribusi pangan yang masih belum optimal, produksi pangan yang rentan dengan gangguan eksternal, seperti misalnya gangguan cuaca dan iklim, serta peningkatan tekanan permintaan terutama pada hari raya dan hari libur.
Mengantisipasi melonjaknya harga kebutuhan saat hari raya, seluruh anggota TPID Gianyar diarahkan umelakukan sejumlah langkah, diantaranya program Puspa Aman (Pusat Pangan Alami Mandiri) terus digiatkan, menjaga kelancaran distribusi bahan pokok dan kebutuan upacara lainnya.
Selanjutnya, melaksanakan pemantauan harga dan pasar murah di beberapa lokasi strategis, serta operasi pasar untuk menjaga daya beli masyarakat.
Sejalan arahan Presiden Joko Widodo dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2021, Wakil Bupati berharap seluruh anggota TPID Gianyar dapat turut mendukung pemulihan ekonomi nasional dan daerah.
TPID perlu proaktif mendorong sektor ekonomi yang tumbuh produktif dengan melakukan pemantauan indikator ekonomi daerah, serta identifikasi Rantai Nilai Lokal (Local Value Chain/LVC).
Langkahnya melakukan identifikasi potensi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi melalui optimalisasi rantai nilai lokal, diharapkan percepatan pemulihan ekonomi nasional dan daerah dapat semakin terakselerasi.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimandi mengapresisasi kehadiran Wakil Bupati Gianyar selaku pemimpin rapat. /Dok. BI Bali |
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Rizki Ernadi Wimandi mengapresisasi kehadiran Wakil Bupati Gianyar selaku pemimpin rapat.
Hal ini sesuai arahan Menteri Koordinator Perekonomian selaku Ketua Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPID) dimana kehadiran Bupati/Wakil Bupati dalam rapat TPID sebagai wujud komitmen Kepala Daerah atas pelaksaan program pengendalian inflasi di daerahnya.
Dalam paparannya, Rizki menjelaskan tingkat inflasi di sebagian besar wilayah Indonesia di bawah sasaran inflasi 3% ± 1%.
Secara khusus, tingkat inflasi yang terjadi di daerah Bali-Nusa Tenggara adalah 1,58% (yoy) dan Bali sebesar 1,40% (yoy). Pencapaian inflasi ini terbilang bagus, namun masih belum optimal karena faktor utama penyebabnya adalah turunnya demand masyarakat selama masa pandemi Covid-19.
“Komoditas utama penyumbang inflasi sepanjang Januari higga Oktober 2021 ialah canang sari, minyak goreng, daging ayam ras, daging babi dan tongkol diawetkan,” sebut Rizki.
Ia menyampaikan, sejumlah rekomendasi langkah optimalisasi program pengendalian inflasi di Kabupaten Gianyar, diantaranya: pemilihan program unggulan tahun 2021 yang telah menggunakan teknologi informasi, baiki di sisi hulu maupun hilir untuk diusulkan pada ajang TPID Award.
Lanjut Rizki, peningkatan kualitas data, terutama stok neraca pangan di website SIGAPURA (Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis).
Tak kalah pentingntya, pnggunaan SIGAPURA oleh Kepala Daerah untuk memantau perkembangan harga dan ketersediaan bahan pokok di setiap daerah, sekaligus sebagai pembanding dengan daerah lain yang mengalami lonjakan harga komoditas dan ketersediaan stok pangan yang rendah.
Ditambahkan Rizki, kerja sama Antar Daerah (KAD) perlu ditingkatkan terutama untuk komoditas-komoditas yang defisit di Kabupaten Gianyar, seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan telur ayam. (rhm)