Santana SPMAA Bali Gelar Apel Kesiapsiagaan Bencana

12 Oktober 2024, 14:52 WIB

Denpasar – Santri Tanggap Bencana (Santana) di bawah naungan Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Bali menggelar Apel Kesiapsiagaan Bencana di kompleks Yayasan SPMAA di Br. Batan Nyuh Desa Pemecutan Kelod Kecamatan Denpasar Barat, Denpasar, Sabtu (12/10/2024)

Apel yang mengusung thema “Partisipasi Aktif dan Kesadaran Masyarakat dalam Kesiapsiagaan Bencana Demi Kuatnya Kerjasama Pentahelix Kebencanaan” ini diikuti ratusan anggota Santana dari SPMAA Denpasar dan Tabanan yang menampilkan simulasi terjadinya bencana alam gempa bumi dengan kekuatan 6 Skala Richter (SR) yang menimbulkan kerusakan sejumlah bangunan dan menimbulkan banyak korban.

Komandan Santana Indonesia Basyirun Adhim yang populer dipanggil dengan nama Gus Adhim dalam sambutannya mengemukakan, Santana merupakan kegiatan sosial unit pelayanan kemanusiaan yang merupakan bagian dari yayasan SPMAA yang didirikankan pada tahun 1961 di Desa Turi, Kota Lamongan, Jawa Timur. Santana ada di setiap Cabang SPMAA yang ada di Indonesia namun kantor pusatnya berada di Lamongan. ” Santana melekat pada Yayasan SPMAA sehingga skala pelayanan dan tugas pokok dan fungsinya bersifat nasional,” katanya

Baca juga : Bawaslu Bali Larang Kampanye dengan Pemberian Hadiah di atas Rp1 Juta

Menurut Gus Adhim, sesuai dengan thema yang diusung dalam apel kesiapsiagaan ini simulaisi kali ini merupakan praktek pentahelix karena SPMAA memiliki unsur komponen di dalam pentahelix karena kami seorang akamedisi, mewakili dunia usaha, komunitas, memiliki layanan media dan perwakilan masyarakat. “Lima unsur komponen pentahelix Insya Allah hadir hari ini. Kami juga siap bekerja sama dengan unsur pentahelix utamanya dari pihak pemerintah dari TNI Polri di manapun kami nanti akan mengemban misi,” paparnya

Disebutkan, Santana memiliki unit-unit pelayanan yakni Evakuas Santana, Medis Santana, Psiko Santana, Edu Santana, Logis Santana, Ice Santana, dan Info Santana. “Pelayanan Santana bebas dari unsur diskriminasi namun berdasarkan kemanusiaan semata tidak memandang suku, agama ras dan golongan,” tegasnya

Mewakili Kalaksa BPBD Bali I Made Rentin, Kepala Pusdalops BPBD Bali I Wayan Suryawan, S.STP, MAP dalam arahannya menyampaikan rasa bangganya atas inisiasi dan eksistensi Santana SPMAA Bali. “Santana adalah salah satu garda terdepan dalam memberikan edukasi, tim yang akan membantu penyelamatan dan dapat menjadi contoh bagi masyarakat,” paparnya

Masyarakat Tiga Banjar di Kecamatan Kerambitan Sambut Hangat Simakrama Sanjaya-DirgaBaca juga:

Menurut Wayan Suryawan, Bali merupakan salah satu daerah yang memiliki kerentaan yang kompleks terhadap berbagaoi jenis bencana. Berdasarkan kajian resiko Bencana Provinsi Bali tahun 2023 – 2027, Bali memiliki setidaknya 14 potensi ancaman bencana. Salah satunya adalah gempa bumi. Berdasarkan data, wilayah yang berada di sekitar jalur subduksi berpotensi mengalami gempa bersar yang beresiko menyebabkan tsunami. Salah satunya adalah Bali, “Ancaman ini tidak bisa kita anggap enteng, Ini adalah ancaman serius, sehingga membutuhkan kesiapan kita semua,” katany mengingatkan

Terkait hal itu, Kepala Pusdalops BPBD Bali menekankan pentingnya kesadaran dan kesiapsiagaan menghadapi segala kemungkinan. Kesadaran adalah kunci dan kesiapsiagaan adalah langkah awal untuk meminimalisir dampak bencana, melindungi diri, keluarga dan komunitas terlebih melindungi masyarakat. “Sebagai tim yang terlatih dan memiliki pengetahuan terkait kebencanaan, Santana harus selalu siap siaga, memahami langkah-langkah mitigasi dan senantiasa mengasah keterampilan yang dibutuhkan ketika bencana datang,” pesannya

Direktur SPMAA Bali Dr. KH. Gus Glory Islamic, S.Ag, M.Si di sela-sela kegiatan mengemukakan, kegiatan Apel Kesiapsiagaan bencana ini digelar selain dalam rangka 14 tahun SPMAA hadir di Bali, juga untuk kesiapsiagaan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan Santana dalam menghadapi bencana alam termasuk adanya wacana bencana mega trust. “Harapannya selain memelihara dan meningkatkan kemampuan Tim Santana, juga untuk mengkampanyekan kepada masyarakat bahwa setiap personil masyarakat harus siap siaga menghadapi bencana dan kita siap bekerjasama dengan pihak manapun tanpa diskriminasi,” ujarnya

Baca juga ” WNI Asal Bali Dipulangkan dari Lebanon, Sekda Dewa Indra: Negara Komitmen Lindungi Warganya

Disebutkan, dalam kegiatan simulasi terjadinya bencana gempa bumi berkekuatan 6 SR ini, mengakibatkan sejumlah kerusakan dan banyak korban. Terkait bencana tersebut, dalam waktu kurang dari 2 x 24 jam, Santana harus hadir di lokasi menolong para suvivor dan korban bencana. Diawali dengan kedatangan tim info Santana untuk mencari betrbagai informasi terkait wilayah terdampak, perkiraan jumlah survivor dan korban, hingga jangkauan wilayah bencana menggunakan berbagai macam cara termasuk melalui drone.

Setelah informasi yang diperlukan terkumpul, berikutnya Tim Santana sesuai tugas pokok dan fungsinya yang lain datang menyiapkan berbagai perlatan sesuai dengan divisi masing-masing. Tim Ice Santana yang mendirikan tenda darurat, tim Logis Santana menyiapkan berbagai macama bahan pangan, tim Medis Santana menata tempat pengobatan darurat dan juga menyusun bendera-bendera triasi guna pengklasifikasian korban dan survivor, tim Edu Santana Bersama tim Psiko Santana menyiapkan media bahan ajar dan berbagai macam media healing bagi para survivor. Demikian juga tim Evakuas Santana juga menyiapkan tandu dan peralatan safty untuk melakukan evakuasi para korban menggunakan peralatan dan kendaraan yang dimiliki Santana.***

Artikel Lainnya

Terkini