Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono di Bali (dok.KabarNusa) |
KabarNusa.com, Nusa Dua – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku bangga sebagai salah satu kepala negara yang menggunakan media sosial untuk menjaring masukan dan kritikan dalam mendorong mendorong keterbukaan, tranparansi dan akuntabilitas pemerintah dalam konteks pembangunan yang menunjukkan kemajuan.
Saat membuka Konferensi Open Government Partnership (OGP) kawasan Asia Pasifik di Nusa Dua, Bali, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan pentingnya peran media sosial di era keterbukaan dewasa ini.
Media sosial mampu menjadi alat komunikasi efektif dalam pengelolaan Negara. keterbukaan, tranparansi dan akuntabilitas pemerintah dalam konteks pembangunan menunjukkan kemajuan dapat diakses melalui internet.
“Data pemerintahan yang bisa diakses. Tentu ini mempercepat tujuan pembangunan yang berkelanjutan,” kata Yudhoyono di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua, Bali, Selasa (6/5).
Bahkan, dia mencontohkan dirinya, sebagai salah satu pemimpin negara yang sudah akrab dengan media jejaring sosial sebut saja Facebook dan Twitter
Menurutnya, perkembangan teknologi informasi, ditandai lalu lintas komunikasi dua arah, akan mendorong akselerasi penanganan keluhan disampaikan masyarakat.
“Saya telah menerima 100 ribu surat, 3,5 juta SMS. Lalu 5 juta pada Twitter, 2,6 juta teman di Facebook,” sebutnya Selasa (6/5/2014).
Kata dia, teknologi informasi lalu lintas dua arah, termasuk media social mempersempit waktu keluhan dan aspirasi. Dia menjadi solusi untuk masukan warga.
Ia pribadi, mengaku makin membuka diri atas berbagai keluhan dan kritik masyarakat. Dibukanya PO BOX dan layanan SMS, adalah bagian yang dilakukannya untuk menerima masukan kritik masyarakat.
Yudhoyono merupakan pemimpin Negara kedua yang membuka diri melalui layanan demikian.
Bergabung di media sosial, harus siap terhadap kritik yang disampaikan langsung. Tidak hanya itu, media sosial juga membawa pemimpin lebih dekat dengan rakyatnya. Baik mereka yang Mendukung ataupun sebaliknya.
Dengan dengan media sosial, maka konsekuensinya harus siap menerima kritikan dan masukan. Apakah, ada yang mendukung ataupun tidak, yang pasti hubungan akan lebih dekat.
“Semua berkontribusi positif pada pengelolaan sosial dan stabilitas politik dan kesejahteraan,” tutupnya. (gek)