Schneider Electric Ajak Masyarakat Lakukan Efisiensi Energi Lewat Teknologi Internet

15 April 2016, 08:23 WIB

Kabarnusa.com – Dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT) Schneider Electric terus mengkampanyekan pengelolaan energi dan automasi sebagai solusi dalam penghematan energi dunia.

Dalam acara bertajuk “Solutions World” bertempat di Hotel The Stones, Legian Bali, perusahaan asal Prancis itu, memamerkan teknologi penunjang efisiensi energi yang terkini.

Selain itu, digelar diskusi interaktif yang mengangkat isu terkini di bidang pengelolaan energi dan automasi juga dihadirkan oleh para pakar energi dari Schneider Electric.

Country President Schneider Electric Indonesia Riyanto Mashan mengungkapkan, tidak dapat dipungkiri, teknologi untuk menjawab kebutuhan efisiensi energi terus mengalami evolusi.

Sejalan fenomena Internet of Things (IoT) yang saat ini sedang menjadi tren dalam industri IT dan kelistrikan, Schneider Electric akan membantu merealisasikan berbagai bentuk pengelolaan energi.

“Kami lakukan pengelolaan energi yang efisien melalui ragam solusi yang saling terkoneksi satu sama lainnya,” papar dia.

Efisiensi energi merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan, antara lain karena isu kelangkaan energi masih menjadi sebuah kendala besar.

Melansir data International Energy Agency, saat ini 1,3 miliar orang di seluruh dunia masih belum memiliki akses terhadap energi, khususnya energi listrik.

Fakta lain menunjukkan bahwa arus urbanisasi, digitalisasi, dan ndustrialisasi semakin mendorong pengkonsumsian energi yang bertambah tinggi.

“Urbanisasi di tahun 2050 diperkirakan perkotaan akan menjadi pusat kehidupan sebagian besar warga dunia, yaitu sejumlah 2,5 miliar jiwa,” sebut Riyanto.

Era digitalisasi juga membutuhkan energi yang begitu besar, dimana di tahun 2020 diprediksi akan ada 50 miliar perangkat yang saling terkoneksi melalui internet. 

Begitu pula dengan arus industrialisasi, yang dipercaya akan menyerap energi 50% lebih besar di tahun 2050.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), rasio elektrifikasi nasional baru mencapai sekitar 86%, artinya 14% masyarakat Indonesia belum dapat menikmati berbagai kemudahan yang diperoleh dari adanya aliran listrik.

Di sisi lain, saat penggunaan energi akan terus bertambah dua kali lipat selama 40 tahun ke depan, masyarakat global juga dibebani dengan tanggungjawab untuk mengurangi emisi karbon hingga setengahnya.

“Untuk mencapai keseimbangan tersebut, dibutuhkan upaya efisiensi energi sebesar empat kali lipat dari sekarang,”sambungnya. 

Selama 10 tahun terakhir, evolusi teknologi dan penggunaan energi yang begitu cepat mendorong warga dunia untuk memikirkan langkah-langkah digitalisasi, dekarbonisasi, dan desentralisasi energi.

Dari pengelolaan energi yang tadinya dilakukan secara lokal, kini IoT memungkinkan pengelolaan ini menjadi terdistribusi melalui produk-produk yang saling terkoneksi.

Riyanto menjelaskan, dalam berinovasi, Schneider Electric berpegang pada 5 prinsip utama: menjawab kebutuhan konsumen, berprioritas pada kualitas, menyediakan solusi yang sederhana dan mudah digunakan.

Selain itu, merangkum solusi dalam sebuah sistem yang terintegrasi (software) untuk mempermudah pengawasan dan pengontrolannya. Juga. memastikan digitalisasi solusi sehingga dapat saling terkoneksi antara satu dengan lainnya.     

Pihaknya dalam acara ini, menghadirkan beragam inovasi teknologi di bidang energi dan automasi, termasuk software dan analitik pendukung untuk mengubah information technology menjadi operation technology.

Dengan begitu, mampu menunjang begitu banyak ragam kebutuhan industri yang kian kompleks.

“Ini membutuhkan efisiensi yang kian tinggi, dari mulai sektor residensial, industrial, infrastruktur, data center, hingga bangunan,” demikian Riyanto. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini