![]() |
Sjarief, bahwa Bone berada pada wilayah perairan WPPNRI 713 (Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali) yang kaya akan sumber daya perikanan seperti ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan karang, ikan demersal, udang penaeid, cumi-cumi, rajungan, kepiting, lobster, dan serta rumput laut./ist |
Bone – Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Bone kembali sukses
menyelenggarakan Panen Udang Vaname (Lithopenaeus vannamei) dengan sistem
Busmetik dan Ekspor Produk Ikan Beku Tuna Tongkol Cakalang (TTC), secara
daring dan tatap muka di Teaching Factory (Tefa) SUPM Bone, pada 13 September
2020.
Dalam sambutannya, Kepala BRSDM, Sjarief Widjaja, menyampaikan apresiasinya
atas keberhasilan panen dan berharap kegiatan ini dapat dijadikan sebagai
kegiatan rutin di seluruh satuan pendidikan KP.
“Jadikan kegiatan ini menjadi sebuah tradisi di seluruh satuan pendidikan KP.
Karena kegiatan ini juga merupakan wujud dari arahan Presiden Joko Widodo
kepada Menteri Kelautan dan Perikanan untuk dapat meningkatkan produktivitas
budidaya, terutama dari komoditas udang,”terang Sjarief.
Lebih lanjut disampaikan Sjarief, bahwa Bone berada pada wilayah perairan
WPPNRI 713 (Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali) yang kaya
akan sumber daya perikanan seperti ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil,
ikan karang, ikan demersal, udang penaeid, cumi-cumi, rajungan, kepiting,
lobster, dan serta rumput laut.
“Potensi sumber daya perikanan tersebut harus didukung dengan diversifikasi
produk dapat meningkatkan nilai tambah produk perikanan di WPPNRI 713. Upaya
ini menjadi salah satu penggerak sektor ekonomi untuk berkontribusi dalam
peningkatan kemakmuran masyarakat pesisir dan berperan cukup signifikan dalam
ekonomi nasional.
Sekolah kita harus mampu menciptakan wirausaha untuk membangkitkan industri
kelautan dan perikanan melalui pemenuhan kebutuhan bahan baku industri,
peningkatan kualitas mutu produk dan nilai tambah untuk peningkatan investasi
dan ekspor hasil perikanan dan kelautan,”ucap Sjarief.
Di samping itu, Sjarief juga meminta agar lahan Tefa SUPM Bone juga dijadikan
sebagai Edu-Ekowisata, yang tak hanya menjadi wadah pendidikan yang menekankan
karakter siswa dalam berwirausaha, tapi juga menjadi ajang untuk
memperkenalkan lebih jauh Tefa SUPM kepada masyarakat luas untuk mengenalkan
hasil-hasil riset sekaligus menjadi media yang tepat untuk menarik generasi
muda agar tertarik dengan bidang sains dan teknologi.
“Buat kampus kita menjadi kampus yang bersifat entertaining. Kerja sama dengan
Dinas Pariwisata untuk menjadikan kampus kita menjadi tujuan wisata bagi
tamu-tamu kabupaten, kota dan sebagainya.
Model ini menjadikan kampus kita, tak hanya menjadi tempat belajar formal,
tapi juga sarana wisata bagi masyarakat untuk meningkatkan kecintaan mereka
terhadap laut terhadap budidaya air tawar maupun payau dan laut,” tuturnya.
Kepala SUPM Bone, Nurdin Kasim, menyampaikan bahwa panen hari ini berasal dari
dua petak tambak SUPM Bone dengan luasan per petak 1.700 meter persegi, dengan
padat tebar sekitar 117 ekor per meter persegi, nilai konversi pakan atau feed
conversion ratio (FCR) 1,3 dan tingkat kehidupan udang atau survival
rate (SR) sebesar 100 persen.
Teknologi busmetik sangat cocok untuk budidaya udang vaname karena udang
vaname dapat dipelihara dalam kepadatan tinggi, di atas 100 ekor/meter kubik.
Selain itu, udang vaname memiliki pertumbuhan lebih cepat, lebih tahan
terhadap penyakit, dan memiliki segmen pasar yang fleksibel. Udang vaname juga
memiliki pasaran yang luas di tingkat internasional.
“Total panen kali ini mencapai 9 ton dengan size 50-55. Untuk data ekspor
pengolahan Tuna Tongkol Cakalang (TTC), SUPM Bone mengekspor 15 ton baby tuna
yang diolah dalam bentuk beku utuh dengan tujuan negara ekspor Jepang,” jelas
Nurdin.(lif)