Sektor Keuangan Bali Tunjukkan Kekuatan: Intermediasi Solid, Topang Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi Keempat Nasional!

Hingga September 2025, OJK melaporkan kinerja IJK stabil dan solid, sejalan pertumbuhan ekonomi Bali Triwulan III 2025 mencapai 5,88% (yoy).

4 Desember 2025, 10:12 WIB

Denpasar – Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Bali terbukti menjadi pilar tak tergoyahkan yang menopang lonjakan ekonomi regional.

Hingga September 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kinerja IJK tetap stabil dan solid, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Bali Triwulan III 2025 yang melambung 5,88% (yoy).

Angka pertumbuhan ekonomi ini secara meyakinkan melampaui rata-rata nasional (5,04%) dan menempatkan Bali sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi keempat di Indonesia.

“Kekuatan IJK ini berbanding lurus dengan ketahanan ekonomi Bali. Fungsi intermediasi berjalan sangat baik, didukung likuiditas dan permodalan perbankan yang lebih dari memadai,” tegas Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu, di Denpasar.

Penyaluran Kredit (Bank Umum dan BPR) mencapai Rp117,74 triliun, tumbuh 6,30% yoy. Angka ini bahkan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (Agustus 2025: 6,12%).

Dana Pihak Ketiga (DPK) melesat ke Rp208,25 triliun, tumbuh 10,12% yoy. Peningkatan ini didominasi oleh kenaikan tabungan, sebuah cerminan kepercayaan publik yang tinggi terhadap sistem perbankan.

Rasio Kredit terhadap DPK (LDR) yang tercatat sebesar 56,54% menegaskan bahwa tingkat penyaluran dana kembali ke masyarakat berada dalam kondisi sangat sehat.

Kredit Investasi dan UMKM Jadi Mesin Utama

Pertumbuhan kredit ini didorong oleh dua kekuatan utama:

Kredit Investasi: Tumbuh signifikan 13,66% yoy, sinyal optimisme kuat dari investor terhadap prospek bisnis masa depan di Bali.

Porsi UMKM di Atas Rata-Rata Nasional: Sebanyak 51,45% dari total kredit disalurkan kepada UMKM, tumbuh 2,94% yoy, menegaskan Bali sebagai wilayah yang berkomitmen kuat memberdayakan sektor usaha rakyat.

Kualitas Aset Terbaik: NPL Turun Drastis

Di tengah ekspansi kredit, kualitas aset perbankan justru membaik:

Rasio kredit bermasalah (NPL) gross berhasil ditekan menjadi 2,82%, jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu (3,42%).

Risiko melandai: Rasio Loan at Risk (LaR) anjlok ke 9,99% (dari 13,43%), berkat penyelesaian kredit restrukturisasi yang efektif.

“Ketahanan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) juga sangat kokoh, dengan rasio modal (CAR) 31,43% dan Cash Ratio (CR) 15,45%, berfungsi sebagai ‘bantalan’ kuat mitigasi risiko,” tambah Kristrianti Puji Rahayu.

Partisipasi masyarakat Bali dalam investasi mencetak rekor baru:

Jumlah investor (SID) mencapai 338.168, tumbuh 21,68% yoy.

Nilai transaksi saham melonjak luar biasa 72,55% yoy menjadi Rp4,88 triliun.

Nilai kepemilikan saham juga meroket 30,43% yoy mencapai Rp6,21 triliun.

Sementara itu, sektor pembiayaan juga terjaga dengan baik, di mana kualitas pembiayaan (NPF) berada di level aman 1,15%.
Literasi Digenjot, Pengaduan Direspons Tuntas

OJK Bali gencar memperkuat pondasi keuangan lewat edukasi. Hingga Oktober 2025, OJK telah melaksanakan 162 kegiatan edukasi. Salah satu inisiatif, KKN Literasi dan Inklusi Keuangan (KKN LIK), berhasil menjangkau 50 desa dan 63.643 orang di wilayah perdesaan.

Meskipun aktivitas keuangan meningkat, OJK responsif terhadap keluhan masyarakat. Dari 586 pengaduan, 548 telah diselesaikan. Pengaduan didominasi oleh masalah perilaku petugas penagihan.

Waspada Investasi Ilegal: OJK kembali mengingatkan masyarakat untuk selalu menerapkan prinsip Legal dan Logis sebelum berinvestasi. Laporkan aktivitas ilegal melalui www.sipasti.ojk.go.id atau Kontak OJK 157. ***

Berita Lainnya

Terkini