Tabanan – Selama pelaksanaan even World Water Forum (WWF) ke 10 yang dilaksanakan di Nusa Dua, Bali tanggal 18 – 25 Mei 2024, tingkat kunjungan wisatawan ke Daya tarik Wisata (DTW) Tanah Lot di Tabanan mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
“Bila sebelumnya pada awal bulan Mei tingkat kunjungan wisatawan rata-rata 5.900 orang per hari, selama WWF tanggal 18-25 Mei kunjungan wisatawan meningkat menjadi rata-rata 6.400 orang per hari. Ada peningkatan rata-rata 500 orang per hari atau sekitar 8,5 persen,” ujar I Wayan Sudiana, Manajer Operasional DTW Tanah Lot, Minggu (26/5/2024)
Menurut Sudiana, meski DTW Tanah Lot tidak menjadi destinasi resmi yang dikunjungi delegasi dan peserta WWF, namun selama WWF berlangsung DTW Tanah Lot telah dikunjungi delegasi dan peserta WWF.
UNESCO Akui Subak Desa Bengkel Tabanan Jadi Situs Budaya Dunia yang Wajib Dilestarikan
“Delegasi yang mengunjungi DTW Tanah Lot yang kami tahu adalah delegasi dari negara Jepang dan delegasi dari Hungaria yakni Mantan Presiden Hungaria Janos Ader Bersama istrinya Anita Herczegh,” katanya sambil menambahkan itu yang diketahuinya secara pasti.
Mungkin saja delegasi dari negara lain juga ada yang datang berkunjung ke DTW Tanah Lot namun pihaknya tidak mengetahuinya. Demikian juga dengan peserta perorang WWF, banyak yang datang secara non formal.
“Even WWF di Bali terbukti memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke DTW Tanah Lot,” akunya berterus terang.
Baca juga : Peserta WWF Dari Berbagai Negara Kunjungi DTW Jatiluwih
Sudiana juga mengakui, meskipun peningkatan kunjungan wisatawan membawa dampak positif, namun terdapat masalah yang masih memerlukan perhatian serius. Di antaranya keretakan pada tebing Pura Batubolong yang menjadi salah satu daya tarik utama di Tanah Lot, masih belum mendapatkan penanganan yang memadai.
Hingga saat ini, belum ada kejelasan dari pihak berwenang terkait rencana perbaikan yang konkret. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, mengingat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan jika keretakan tersebut tidak segera ditangani.
“Terakhir tim dari BWS datang bulanFebruari dan masih dalam tahap penyusunan anggaran dan metode pelaksanaan yang dipakai” imbuhnya
Baca juga : Kebun Raya Bali Revitalisasi Taman Begonia, Jadi Wisata Edukasi Tingkatkan Kunjungan
Di sisi lain, upaya perbaikan dan renovasi di Tanah Lot juga berlanjut. Renovasi Pura Luhur Tanah Lot memang menghadapi tantangan berat, mengingat harus memperhitungkan siklus pasang surut air laut untuk pengangkutan material dan keperluan lainnya.
Selain itu, fasilitas penunjang seperti Bale Sakanem juga sedang diperbaiki untuk mendukung kegiatan umat dan pariwisata. Pihak pengempon menyatakan bahwa tahap pertama ini ditargetkan selesai dalam beberapa bulan ke depan, sebelum memasuki tahap berikutnya yang lebih kompleks dan memerlukan waktu lebih lama.
Sudiana berharap, dengan adanya perbaikan fasilitas dan peningkatan jumlah wisatawan, DTW Tanah Lot diharapkan dapat terus menjadi destinasi wisata yang aman dan nyaman, sambil menunggu solusi definitif untuk masalah keretakan tebing Pura Batubolong.***