Semangat ‘Pai Taan Tou’: Hangatnya Natal Keluarga Besar Paroki Waibalun di Tanah Bali

Mengusung tema perayaan natal “Pai Taan Tou” menjadi momentum bagi warga diaspora asal Flores Timur mempererat persaudaraan di tanah rantau.

28 Desember 2025, 19:27 WIB

Denpasar– Lebih dari sekadar tradisi tahunan, perayaan Natal bagi umat Kristiani senantiasa menjadi simbol cinta kasih, kedamaian, dan harapan baru.

Semangat inilah yang terpancar jelas saat Ikatan Keluarga Besar Paroki St. Ignasius Waibalun-Bali menggelar Natal Bersama 2025 di Rumah Inspirasi Sang Dewi, Renon, Denpasar, Jumat (26/12) malam.

Mengusung tema sentral “Pai Taan Tou” (Marilah Bersatu), acara ini menjadi momentum bagi warga diaspora asal Flores Timur untuk mempererat tali persaudaraan di tanah rantau.

Rangkaian acara khidmat ini diawali dengan ibadah bersama yang dilanjutkan dengan penyegaran rohani oleh Terince Larantukan.

Dalam pesannya, Terince mengajak seluruh warga Paroki Waibalun di Bali untuk memaknai kelahiran Juru Selamat dengan menciptakan hidup yang damai dan harmonis.

“Mari kita jadikan Natal tahun ini sebagai refleksi spiritual sekaligus ajang memperbarui harapan. Kita berkomitmen menjadi pribadi yang lebih baik, yang hidup dalam pancaran cinta kasih,” ujar Ibu Terince menyentuh hati para hadirin.

Suasana semakin syahdu saat memasuki puncak acara. Di bawah bimbingan Ibu Dewi Tukan, lagu Malam Kudus bergema mengiringi penyalaan lilin.

Cahaya kecil yang berpendar di tengah kegelapan malam itu menjadi simbol iman dan pengharapan baru bagi seluruh “Laskar Kristus” yang hadir

Kehadiran tokoh-tokoh penting menambah bobot makna pertemuan ini.

Tampak hadir sesepuh Lamaholot Bali Yusdi Dias, Ketua Ikatan Keluarga Lamaholot Bali Yoseph Boleng, sesepuh Benny Matutina, Ketua PENA NTT Apollo Daton, serta sesepuh Paroki Waibalun Yoseph Larantukan.

Dalam sambutannya, Yusdi Dias menitipkan pesan mendalam bagi warga diaspora.

Dia menekankan pentingnya menjaga toleransi dan etika di lingkungan bertetangga selama menetap di Bali.

“Mulailah dari diri sendiri dengan menebar senyuman dan kebaikan. Jaga perkataan dan tindakan kita. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis,” tegasnya.

Ketua Keluarga Besar Paroki Waibalun, Igo Kleden, menjelaskan pemilihan tema Pai Taan Tou sangat relevan dengan kondisi warga saat ini.

Mengingat warga Paroki Waibalun berasal dari empat lingkungan berbeda—Lamawalang, Waibalun, Lewolere, dan Pantai Besar—yang kini tersebar di berbagai wilayah di Bali.

Natal bersama ini adalah sarana untuk memanggil mereka kembali, berkumpul bersama dalam satu ikatan kekeluargaan (Pai Taan Tou),” jelas Igo.

Senada dengan itu, Ketua Panitia Hendrico Kleden menutup acara dengan rasa syukur. Meski dikemas secara sederhana, kehangatan yang tercipta sangatlah bermakna.

“Terima kasih untuk tite wengkae (semua) yang sudah hadir. Kehadiran kita adalah bukti bahwa persaudaraan ini tetap kokoh,” pungkasnya.***

Berita Lainnya

Terkini