Semarak Pamungkas PKB XLVII: Dedikasi Bali Merawat Jati Diri

Perayaan akbar Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 berakhir, sekaligus membuka tirai Festival Seni Bali Jani (FSBJ) VII Tahun 2025.

20 Juli 2025, 22:50 WIB

Denpasar – Gemuruh tepuk tangan dan alunan gamelan membaur di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali, Sabtu (19/7) malam di mana kilauan cahaya Padma Asta Dala menandai pungkasan perayaan akbar Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025, sekaligus membuka tirai Festival Seni Bali Jani (FSBJ) VII Tahun 2025.

Di tengah semarak itu, Gubernur Bali, Wayan Koster, menegaskan kembali komitmen tak tergoyahkan pemerintah provinsi dalam memayungi dan memajukan denyut nadi seni budaya Pulau Dewata.

Dalam pidatonya yang penuh apresiasi, Gubernur Koster tak henti-hentinya memuji dedikasi para seniman. Ia menyaksikan sendiri bagaimana karya dan inovasi tanpa henti mereka mampu menghidupkan setiap panggung PKB dari tahun ke tahun.

Budaya Bali kuat, Budaya Bali tidak pernah mati karena generasi muda kita terus tumbuh dan menunjukkan keterlibatan nyata, sehingga kita tidak perlu khawatir.

“Seni dan budaya di Bali akan terus hidup, berkembang, dan diwariskan,” tegas Gubernur yang dikenal berpihak pada kebudayaan Bali itu, optimis.

Harmoni Lintas Generasi dan Ledakan Antusiasme

PKB tahun ini, menurut Gubernur Koster, menjadi cermin keberagaman seni yang berakar kuat pada kearifan lokal dan sejarah daerah. Setiap penampilan kelompok seni (sekaa) tak hanya menyuguhkan warisan budaya daerahnya, namun juga memadukan harmoni antara penari dan penabuh dari lintas generasi, muda dan tua, bahu membahu di atas panggung.

Antusiasme masyarakat tak kalah luar biasa. Panggung Ardha Candra selalu dipadati penonton, membuktikan bahwa kecintaan masyarakat Bali terhadap seni dan budaya tak pernah padam.

Ini adalah bukti nyata bahwa identitas budaya Bali tidak hanya bertahan, tetapi juga terus beregenerasi.

Bagi Gubernur Koster, Bali memiliki kekuatan besar yang tak tertandingi: keunikan budayanya. Inilah penopang utama pariwisata dan perekonomian pulau kecil berpenduduk 4,4 juta jiwa ini.

Dengan bangga, ia menyoroti konsistensi Bali sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia yang rutin menggelar dua event seni bergengsi: PKB sebagai wadah seni tradisi dan FSBJ sebagai ruang ekspresi seni modern-kontemporer.

“Tidak ada pilihan lain bagi Bali jika ingin bertahan. Satu-satunya cara adalah komit menjaga dan merawat budaya kita,” jelasnya.

Melalui dua panggung besar ini, para seniman Bali mendapatkan ruang untuk berkembang, menghasilkan karya-karya yang semakin berkualitas dan unik, sekaligus menarik lebih banyak penonton.

Inilah strategi kebudayaan yang konkret dan konsisten dalam memperkuat identitas Bali di tengah derasnya arus globalisasi.

Denyut Ekonomi Kreatif dan Kisah Sukses UMKM

PKB XLVII Tahun 2025 bukan hanya perayaan estetika, tetapi juga mesin penggerak ekonomi kreatif. Dampak positifnya terasa hingga ke akar rumput, menyentuh para pelaku UMKM dan masyarakat luas. Kisah-kisah inspiratif bermunculan dari para pedagang yang difasilitasi dalam pameran gratis selama PKB.

Gede Yuta, seorang pedagang kuliner laklak Bali dari Buleleng, tersenyum lebar. Selama sebulan penyelenggaraan PKB, omsetnya nyaris menyentuh angka Rp 100 juta.

Senada Gede Yuta, I Wayan Karmen, pelaku UMKM dari Bangli yang menjual keben wayang, mencatat omset fantastis sebesar Rp 161 juta, dengan keuntungan sekitar 30%.

Mereka berdua merasakan betul manfaat dari fasilitas pameran gratis yang mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung.

Loyalitas Penonton dan Penghargaan untuk Para Pelestari

Antusiasme masyarakat tak hanya tercermin dari padatnya panggung. I Ketut Rasmini (83), seorang pengunjung setia PKB, mengungkapkan kebahagiaannya bisa hadir setiap hari, menikmati beragam pertunjukan dari pagi hingga malam.
Baginya, PKB tahun ini semakin berkualitas dan menjadi ajang silaturahmi yang hangat antara seniman, pelaku budaya, dan masyarakat.

Malam penutupan PKB ke-47 sekaligus pembukaan FSBJ ke-7 turut diwarnai momen penuh makna.

Sembilan seniman berdedikasi tinggi dianugerahi Penghargaan Adi Sewaka Nugraha atas kiprahnya dalam pelestarian seni budaya Bali. Tak hanya itu, hadiah lomba dan sertifikat lembaga seni juga diberikan kepada 22 penerima, mengapresiasi talenta dan kontribusi mereka. Pementasan karya kolaboratif memukau dari Sanggar Seni Kokar Bali bersama SMKN 3 Sukawati menjadi penutup yang manis.

Acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Ida Sri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pamayun, Sekretaris Daerah Provinsi Bali beserta Ibu, anggota Forkopimda Provinsi Bali, Bupati/Walikota se-Bali beserta ibu, pimpinan instansi vertikal, Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemprov Bali, tokoh adat, budayawan, sastrawan, kelompok seni, serta masyarakat pecinta seni budaya Bali, menegaskan bahwa seni budaya Bali adalah denyut nadi yang mengikat seluruh elemen masyarakatnya.***

Berita Lainnya

Terkini