Tabanan – Senator Ustadz H. Bambang Santoso yang populer dipanggil dengan akronim UBS mensosialisasikan empat kebangsaan di Sport Center Al Amin, Tabanan, Jum’at (6/11/2020).
UBS dalam sosialisasi yang diikuti 150 orang peserta dari kalangan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama Islam, perwakilan Ormas Islam dan Yayasan muslim yang dipandu moderator Setiawan Raharjo tersebut mengemukakan empat pilar
kebangsaan yang dikenal juga sebagai empat pilar MPR RI tersebut karena merupakan salah satu tugas dan kewajiban Anggota MPR untuk disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat.
“Empat Pilar kebangsaan tersebut adalah Pancasila sebagai dasar dan ideologi Negara, UUD RITahun 1945 sebagai konstitusi Negara dan Ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara,” paparnya.
Menurut UBS, pilar kebangsaan tersebut khusunya pilar pertama yakni Pancasila bagi umat Islam tafsirnya sudah final, karena sila-sela dari Pancasila tersebut sudah sesuai dengan tuntunan dalam agama Islam.
Ditegaskan, dalam bernegara kita harus selalu berpegang teguh empat pilar kebangsaan tersebut. Namun dalam beragama kita harus berpegang teguh dan menjunjung tinggi tali agama Allah.
“Berpegang teguh pada tali agama Allah itu maknanya kita harus mentaati perintah dan larangan Allah serta harus patuh kepada tokoh-tokoh pemerintah dan agama sesuai dengan perintah agama,” katanya Kapada para peserta
sosialisasi, UBS meminta agar agar bisa menjadi duta-duta empat pilar kebangsaan dalam menyatukan umat Islam.
“Silaturahmi yang kita lakukan saat ini menandakan bahwa kita tidak pernah berputus asa untuk bersatu,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut UBS juga meminta kepada para peserta untuk selalu menjaganya dan mengingatkan agar dirinya sebagai Anggota DPD selalu memiliki integritas dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai anggota DPD.
“Saya sebagai anggota DPD utusan Bali pertama yang beragama Islam tercatat dalam sejarah dengan tinta emas, maka jagalah saya agar selalu istikomah dan berintegritas,” pintanya.
Dalam kegiatan sosialisasi empat pilar tersebut, UBS tidak secara khusus membahas materi yang dalam sejumlah buku yang dibagikan kepada para peserta, namun lebih menonjolkan pengertian empat pilar tersebut dalam praktek
kehidupan sehara-hari dalam bernegara dengan memberikan contoh dan teladan para tokoh agama yang dikutip dari buku-buku sejarah peradaban Islam.
Menjawab pertanyaan wartawan seusai kegiatan sosialisasi terkait potensi radikal dan liberalisme di Bali, menurut UBS radikalisme dan liberalisme merupakan musuh bersama yang harus dikikis habis agar NKRI tetap kokoh dan
kuat.
“Salah satu untuk mencegah radikalisme dan liberalisme adalah melalui sosialisasi empat pilar kebangsaan ini. Para tokoh masyarakat dan agama harus terlibat dalam sosialisasi empat pilar tersebut juga dalam pengamalan agama
bagi para pemeluknya masing-masing melalui didikan moral, etika dan akhlak ,” pungkasnya. (gus)