Seniman Impikan Tabanan Jadi Kota Budaya

30 September 2014, 06:35 WIB

KabarNusa.com
Selain sebutan lumbung berasanya Bali, kini kalangan seniman memimpikan
kekal Tabanan juga diharapkan bisa menjadi Kota Budaya di Pulau Seribu
Pura.

Ketua DPRD Tabanan Ketut Suryadi yang dikenal sebagai
pelukis dan penyair itu mengatakan, sebenarnya Tabanan banyak memiliki
potensi seniman bahkan kiprahnya telah menasional.

Dia punya
pandangan sendiri soal sosok seniman. Menurutnya. seniman yang baik
adalah  seniman yang bekerja keras , serius dan memiliki kepekaan.

“Banyak
para seniman sebagai motivator kita, beberapa seniman besar Tabanan
diantaranya Ketut Maria, Nyoman Nuarta, Putu Wijaya serta seniman besar
lainnya, jelasnya.

Potensi seniman di Kabupaten Tabanan begitu besar, sehingga ke depan menjadikan Tabanan sebagai Kota Budaya bisa terwujud.

“Sekarang
juga telah ada salah satu seniman muda Gede Arum Gunawan yang bisa
menjadi contoh bagi para remaja kedepannya, ujarnya,

Dalam
kaitan itulah, kegiatan dalam mempersiapkan generasi muda dilaksanakan
kemah budaya di Kawasan Wantilan Pura Serijong, Desa Antap, Selemadeg,
Minggu 29 September.

Acara Kemah Budaya yang berlangsung selama
lima hari ini, mendatangkan narasumber utama diantaranya Sawung Jabo,
Ayu Weda, Sinyo, Oppie Andarista, Ayu Laksmi dan Cok Sawitri.

Penggagas
acara yang juga Ketua DPRD Tabanan Ketut Suryadi mengatakan Kemah
Budaya yang ke empat ini merupakan agenda rutin tahunan kali ini
mengangkat tema mengolah daya hidup menolak daya mati.

Dikatakan
peserta umumnya remaja dilatih melalui workshop. Dengan Workshop ini,
para peserta diajarkan membuka diri sehingga tidak takut menghadapi
kelemahan pada dirinya.

“Kelemahan tersebut dengan teknik tertentu bisa diubah menjadi sesuatu kekuatan yang luar biasa,” jelasnya.

Saat
usia remaja mereka mengalami masa-masa labil. Mereka belum menyadari
adanya kekuatan yang ada pada diri mereka masing-masing.

“Melalui kemah budaya ini kami mengajak serta membangkitkan kreatifitas menggali potensi yang dimilikinya,” imbuhnya.

Setelah
mengikuti Work shop para remaja juga harus berani menjalani hidup,
karena bukan hidup yang menggerakkan mereka, tapi merekalah yang
menggerakkan hidup. (gus)

Berita Lainnya

Terkini