Setiap Hari 1,3 Ton Sampah Cemari Hutan Mangrove Teluk Benoa

21 Februari 2016, 11:32 WIB

Kabarnusa.com
Setiap hari diperkirakan sedikitnya sebanyak 1,3 ton sampah baik
organik dan non organik menumpuk sekitar hutan Mangrove di kawasan Teluk
Benoa Kabupaten Badung, Bali.

Sampah-sampah itu terus
berdatangan dan menumpuk di sekitar Telaga Waja Teluk Benoa, yang
dikenal sebagai tempat pembuangan berbagai macam sampah.

“Setiap
hari kami lakukan pembersiha, setiap hari sampah terus berdatangan,”
kata Ketua Forum Peduli Mangrove Steve Sumolang di sela aksi
bersih-bersih di Teluk Benoa, Minggu (21/2/2016).

Karena itu,
bertepatan Hari Peduli Sampah Nasional, pihaknya menerjunkan
karyawan dari Artha Graha Network seperti Discovery Kartika Plaza Hotel,
(DKPH), Bank Artha Graha, PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) dan
Forum Peduli Mangrove (FPM) melakukan aksi pembersihan.

Steve
mengatakan, selain aksi bersih sampah setiap harinya, pihaknya juga
terus melakukan edukasi ke masyarakat dan desa adat di sekitar Teluk
Benoa.

Dikatakannya, meskipun hutan Mangrove yang berada di
kawasan Tahura, terlihat indah dan rimbun, namun jika ditelusuri lebih
jauh ke bagian dalam, akan terlihat kotor oleh tumpukan sampah.

“Di
pesisir saja setiap hari kami bersihkan, sampah terus datang, apalagi
di bagian dalam hutan semakin parah kondisinya,” tutur dia.

Semua
macam sampah yang didominasi plastik maupun sampah non organik, tak
pernah berhenti terus datang terbawa aliran air yang baik yang berasal
dari lautan bebas maupun arus-arus sungai di sekitarnya.

Semua jenis sampah apa saja, mulai kemasan minuman, makanan, tissue, perabotan rumah tangga kasur hingga batang pohon. 

Dengan banyaknya sampah yang tidak saja mengotori hutan Mangrove, juga mengancam kelangsungan hidupnya.

Karenanya,
FPM berupaya membantu bekerjasama dengan pemerintah daerah dan
provinsi, untuk membersihkan sampah maupun edukasi masyarakat.

“Ini
rutinitas kami lakukan, bagaimana edukasi masyatakat, pentingnya
mangrove, simple saja, bagaimana membuat mangrove, terjaga dari sampah,
kalau sampai tertutup sampah, akan mengancam kelangsungan hidupnya,”
sambungnya.

Selain membersihkan sampah, juga
sedimentasi yang terus meninggi. Disebutkan, setiap kali sampah
dipunguti dan dikumpulkan kemudian dilakukan penimnangan.

“Dari satu hektar, kita bersihkan setiap harinya setelah ditimbang, ada sekitra 1,3 ton,” sebutnya.

Semua
sampah yang menggunung itu, setelah dikumpulkan, baik organik dan non
organik, dipilah sebagian bisa dikelola diproses daur ulang untuk pupuk
organik.

Paling banyak sampah yang dikumpulkan sekira 70 persen
merupakan sampah plastik. Sampah yang mengalir terbawa ke areal Teluk
Benoa itu, tidak bisa berputar karena sedimentasi dan akhirnya menumpuk
menutupi mangrove di pesisir dan dalam hutan mangrove.

Agar lebih
efektif upaya pembersihan sampah dilakukan monitoring, pengawasan
terhadap keberadaan mangrove, dengan melibatkan kelompok masyarakat dan
desa adat Tengkulung dan sekitarnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini