Siap Bangun Institut Adat Bali, Koster-Giri Gembira Banyak Generasi Muda Ingin Lestarikan Budaya dan Kearifan lokal

Dengan membangun Institut Adat Bali di Buleleng. Koster-Giri akan wujudkan harapan krama Bali demi menjaga dan melestarikan seni budaya, tradisi, adat, agama dan kearifan lokal Bali.

18 November 2024, 22:22 WIB

Buleleng -Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) menyambut gembira banyak kaum muda yang ingin melestarikan seni budaya hingga kearifan lokal sehingga paslon nomor urut 2 ini siap membangun Institut Adat Bali.

Dengan membangun Institut Adat Bali di Buleleng. Koster-Giri akan wujudkan harapan krama Bali demi menjaga dan melestarikan seni budaya, tradisi, adat, agama dan kearifan lokal Bali.

Cagub Bali nomor 2 Wayan Koster menyampaikan itu saat Diskusi Memikat (SIKAT) di Singaraja, Minggu 17 November 2024.

Wayan Koster, tampak gembira mendengar langsung aspirasi ini dari pelaku seni dan budaya di Buleleng.

Institut ini dinilai perlu mewadahi serta melestarikan adat istiadat Bali. Generasi muda antusias mendengar komitmen Koster atas aspirasi tersebut.

Kata generasi muda, diwakili Gede Arya, pasangan Koster-Giri paham dan telah berkomitmen menjaga seni budaya adat dan tradisi di Pulau Dewata.

Pihaknya memberikan saran agar pemimpin Bali membangun institut yang fokus pada adat istiadat Bali. Di era perkembangan teknologi digital yang masif, harusnya ada pemimpin yang berkomitmen menjaga adat budaya seni.

Generasi muda seharusnya terus menerus menjaga budaya dan seni. Ia menyatakan aspirasi yang menantang apakah Koster-Giri bisa membangun Institut Adat Bali jika terpilih nanti.

“Jika bapak (Koster,red) terpilih sebagai gubernur Bali, apakah bisa membangunkan kami institut adat Bali,” katanya di hadapan ratusan generasi muda.

Gede Arya menyatakan hal ini karena sebagai Ketua Pasikian Yowana Majelis Desa Adat Kabupaten Buleleng. Ia juga ingin UPTD Museum Lontar Gedong Kirtya ditata lebih baik lagi. Ia menyarankan naskah-naskah di Gedong Kirtya agar dikembalikan ke Gedong Kirtya.

Generasi muda lainya Dian mengatakan pemimpin di Buleleng dan Bali disarankan agar melindungi naskah-naskah yang ada di Gedong Kirtya.

Apresiasi disampaikan Koster, atas pertanyaan dan pernyataan dari generasi muda. DPR RI Tiga periode asal Sembiran Tejakula ini gembira karena masih banyak generasi muda yang berniat kuat melestarikan seni, budaya, adat dan tradisi dan kearifan lokal Bali.

Ditegaskannya, komitmen akan membangun Institut Adat Bali. Koster menjelaskan jika berkaitan dengan seni dan budaya secara umum sudah ada Institut Seni Indonesia (ISI). Sedangkan berkaitan dengan adat istiadat, tradisi dan kearifan lokal, menurutnya harus dilembagakan melalui pendidikan tinggi Institut Adat Bali.

Koster mengatakan, Institut Adat Bali akan menjadi satu-satunya di dunia. Pemerintah Bali akan membangun lembaga ini jika Koster-Giri mendapat mandat dari krama Bali. Akan menjadi lembaga tinggi milik Pemprov Bali.

Wayan Koster menegaskan, lembaga adat ini sangat penting untuk Bali. Adat, tradisi dan kearifan lokal merupakan unsur yang berbeda dengan seni. Untuk itu perlu ada pendidikan di tataran perguruan tinggi, selain yang sudah diterapkan mulai dari level pasraman, sekolah umum dan menengah.

“Ini menjadi lembaga permanen untuk menjaga adat istiadat tradisi dan kearifan lokal budaya di Bali,” katanya.

Banyak hal tentang adat kata Koster yang akan dipelajari dalam lembaga tinggi Adat Bali. Seperti desa adat, ekonomi adat, keuangan adat, aturan adat.

Gubernur Bali 2018-2023 ini menjelaskan, banyak hal tentang adat yang menjadi benteng pertahanan budaya Bali. Adat memiliki aturannya sendiri. Seperti sebuah desa adat memiliki wilayah, warga, cara berpemerintahan, legislatifnya, yudikatifnya, dan lembaga keuangannya berupa LPD. Kinin memiliki lembaga ekonomi riilnya, dan awig-awig serta perarem.

Krama Bali bertanya mau dibawa kemana output dari Institut Adat Bali. Koster langsung menjawabnya dengan lugas dan solutif.

Lulusannya menurut Koster bisa menjadi pemimpin Desa adat di Bali. Mereka juga menjadi pelaku usaha ekonomi ada, seperti mengembangkan Lembaga Perkreditan Desa (LPD).

Koster juga menjelaskan, terkait aspirasi generasi muda agar mengembalikan naskah-naskah ke Gedong Kirtya. Seluruh naskah bisa dikembalikan ke Gedong Kirtya apabila sarana prasarana di sini telah memadai.

Menurut Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini, tertera dalam undang-undang yang namanya repatriasi. Sehingga nantinya Gubernur Bali bisa langsung menindaklanjuti pemulangan kembali jika fasilitas sudah lengkap di sini.(*)

Artikel Lainnya

Terkini