Denpasar – Bali mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang membanggakan sepanjang tahun 2024, yaitu sebesar 5,48%. Angka ini melampaui rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya sebesar 5,03%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengungkapkan, meskipun sedikit melambat pada triwulan IV 2024, ekonomi Bali tetap menunjukkan kinerja yang solid. Hal ini didukung oleh investasi yang meningkat, ekspor yang tumbuh pesat, serta konsumsi rumah tangga dan pemerintah yang kuat.
“Sektor pariwisata menjadi bintang utama dengan pertumbuhan yang mencapai 10,24%,” ungkap Erwin Soeriadimadja dalam keterangan tertulisnya 6 Februari 2025.
Kunjungan wisatawan mancanegara yang melonjak tinggi dan tingkat hunian kamar hotel yang stabil menjadi pendorong utama.
Bank Indonesia memperkirakan ekonomi Bali akan terus tumbuh positif pada triwulan I 2025. Untuk menjaga momentum ini, diperlukan penguatan sektor padat karya, pengendalian inflasi, perluasan pembiayaan, dan digitalisasi sistem pembayaran.
Pertumbuhan ekonomi Bali yang solid menjadi bukti ketahanan dan potensi daerah ini dalam menghadapi berbagai tantangan. Dari sisi pengeluaran, peningkatan ekonomi Bali didorong oleh pertumbuhan investasi dan ekspor.
Investasi tumbuh 4,19% seiring dengan percepatan penyelesaian proyek-proyek strategis. Ekspor, terutama jasa, melonjak berkat meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara hingga 17,65%.
Konsumsi rumah tangga dan pemerintah juga tetap kuat, didorong oleh Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan Pilkada 2024.
Dari sisi lapangan usaha, tiga sektor mencatat pertumbuhan tertinggi: Akomodasi, Makan, dan Minum (Akmamin); Pengadaan Listrik dan Gas; serta Industri Pengolahan. Sektor Akmamin, yang merupakan kontributor utama ekonomi Bali, tumbuh 10,24% berkat tingginya kunjungan wisatawan mancanegara dan tingkat hunian kamar hotel yang mencapai 63%.
Tak hanya pariwisata, sektor lain juga ikut andil dalam pertumbuhan ekonomi Bali. Sektor Pengadaan Listrik dan Gas tumbuh 9,5% seiring dengan meningkatnya aktivitas pariwisata. Sektor Industri Pengolahan juga mencatat pertumbuhan positif sebesar 9,4%, didukung oleh peningkatan penyaluran kredit.
Prospek Cerah di Tahun 2025:
Bank Indonesia memperkirakan ekonomi Bali akan terus tumbuh kuat pada triwulan I 2025, didorong oleh momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Imlek, Nyepi, dan Idul Fitri.
Langkah-Langkah Strategis untuk Pertumbuhan Ekonomi Bali yang Berkelanjutan:
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan dan inklusif, diperlukan beberapa langkah strategis:
Penguatan Sektor Padat Karya: Mendorong Bali sebagai destinasi pariwisata dunia yang berbasis budaya dan kearifan lokal, mencapai swasembada pangan melalui sektor pertanian, dan mengembangkan sentra industri kecil menengah berbasis agro dan ekonomi kreatif melalui sektor industri.
Sinergi Pengendalian Inflasi: Melalui kolaborasi strategis Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), menciptakan ekosistem ketahanan hulu-hilir, mengefisiensikan distribusi komoditas pangan strategis, dan memperkuat Data Neraca Pangan.
Sinergi Perluasan Pembiayaan Pembangunan: Meningkatkan Implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM), memperkuat koordinasi lintas instansi dalam rangka fasilitasi business matching kepada UMKM, serta meningkatkan pembiayaan investasi di luar APBN dan APBD melalui optimalisasi Regional Investor Relations Unit.
Sinergi Perluasan Digitalisasi Sistem Pembayaran: Melalui Kolaborasi Lintas Sektor Mempercepat Perluasan Digitalisasi Sistem Pembayaran dan Pelindungan Konsumen, yang meliputi perluasan akseptansi dan ekosistem digital, perluasan dan peningkatan transaksi ETPD, serta penguatan keamanan dan perlindungan konsumen.
Komitmen dan Optimisme Bank Indonesia:
Melalui kolaborasi yang berkelanjutan dengan pemerintah pusat dan daerah, serta pelaku ekonomi lokal, Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Bali yang hijau, tangguh, dan sejahtera.
Bank Indonesia optimis bahwa melalui sinergi antar sektor, Bali dapat terus meningkatkan daya tarik ekonominya, baik di skala nasional maupun global. ***