Yogyakarta – Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) mengungkapkan beberapa penyebab seperti kurangnya informasi pemahaman para orangtua sehingga 39 anak berkebutuhan khusus (ABK) terlempar dari sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online 2024 untuk SMP di Jogja.
Program Officer SIGAB, Ninik Heca mengaku prihatin dengan kondisi tersebut, karena puluhan anak ABK tersebut terlempar dari SMP, meskipun ada faktor minimnya pengetahuan dari orang tua terkait mekanisme pendaftaran PPDB dari pihak terkait.
Akibatnya, sebagian orang tua memutuskan memindahkan anaknya ke SMP swasta yang biayanya cukup tinggi.
Mendag Zulhas Minta Produk UMKM Jogja Serbu ASEAN hingga Eropa
Tahun ini, Sistem PPDB Online telah ditutup kendati masih menyisakan pertanyaan terkait sisa kuota pendidikan, yang masih tersisa di beberapa sekolah dari 16 SMP Negeri di Kota Yogyakarta.
SIGAP membahas kasus ini secara internal, akhirnya digelar pertemuan bersama dengan Unit Layanan Disabilitas Bidang Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta.
Data terkait jumlah anak yang terlempar tersebut juga merupakan data yang diperoleh dari ULD Disdikpora Kota Yogyakarta. Selain itu pihaknya juga berencana melaporkan temuan tersebut kepada Ombudsman Republik Indonesia (Ombudsman RI) DIY.
Lomba Urban Farming Melalui Bahan Jagung Pulut, EWINDO Gandeng KTW Pertanian Kota Jogja Terus Perkuat Ketahanan Pangan