Sleman – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman akan menggelar Sleman Culture Festival (SCF) 2025 pada 22–23 Agustus 2025 untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-80.
Perayaan ini akan mengintegrasikan tradisi lokal dan modern, ditandai dengan pertunjukan kembang api raksasa dari Jepang yang bertajuk Heiwa Hanabi atau “Fireworks of Peace”.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sleman, Susmiarto, menyatakan festival ini menjadi momentum unik untuk memperingati kemerdekaan dengan mengangkat kearifan budaya lokal sambil menjalin persahabatan internasional.
“Kami menyinergikan festival upacara adat yang rutin diadakan oleh Dinas Kebudayaan dengan program internasional dari Sakuranesia, karena Pemkab Sleman tidak memiliki ajang khusus untuk memeriahkan hari kemerdekaan,” ujar Susmiarto dalam konferensi pers di Kompleks Pemkab Sleman.
Festival akan diawali pada Jumat, 22 Agustus 2025, pukul 08.00 WIB di Lapangan Denggung dengan Festival Upacara Adat. Sebanyak 9 kontingen dari berbagai kapanewon (kecamatan) di Sleman akan menampilkan beragam tradisi seperti Turawahan, Suran, dan Merti Dusun.
Susmiarto menjelaskan, “Upacara adat ini bukan sekadar perayaan, melainkan cara kita merawat akar budaya dan mewariskannya kepada generasi muda.”
Setelah salat Jumat, acara dilanjutkan dengan Parade Alutsista Militer dan drumband TNI AU yang akan berbaris dari kompleks Pemkab menuju Sleman City Hall (SCH).
Pada hari kedua, Sabtu, 23 Agustus 2025, acara dibuka dengan Pacuan Kuda D-X Pang yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga.
Setelahnya, 8 kontingen kapanewon lainnya akan tampil untuk menutup rangkaian festival upacara adat.
Pendiri Sakuranesia Society Jepang, Ms. Sakura Ijuin, menjelaskan bahwa puncak festival ini adalah pertunjukan kembang api Heiwa Hanabi di area SCH. Acara ini membawa 60 tamu dari Jepang dan pesan perdamaian.
“Kami ingin mengubah bahan peledak yang dulu simbol perang menjadi cahaya harapan. Lewat kembang api ini, kami menyampaikan mimpi anak-anak Indonesia ke langit, sebagai simbol perdamaian antarbangsa,” ungkap Sakura.
Selain pertunjukan kembang api, Sakuranesia akan menyerahkan satu set alat musik marching band beserta kostumnya dan program pelatihan musik selama satu tahun kepada anak-anak Indonesia. Sakura juga menambahkan, kolaborasi dengan berbagai pihak seperti Pemkab Sleman, Dinas Kebudayaan, dan Jember Fashion Carnival sangat penting dalam kesuksesan acara ini.
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Sleman, Ishadi Zayid, menyebut kolaborasi ini sebagai pemantik utama. “Berkat kebersamaan dari berbagai pihak, festival ini bisa dikemas sedemikian rupa, memajukan kebudayaan dan berdampak langsung ke masyarakat,” ujar Ishadi.
Terkait Festival Upacara Adat, Ishadi merinci bahwa setiap kelompok terdiri dari minimal 30 orang. Sebanyak 17 kontingen akan menampilkan upacara adat khas wilayahnya, seperti Merti Dusun dan Pasok Blondong.
Mereka akan dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari akademisi, praktisi budaya, dan pemerhati kebudayaan.
“Ini sebagai bentuk merawat tradisi. Festival ini adalah ruang ekspresi untuk generasi muda agar mereka sadar: saya adalah orang Jawa dan saya harus bisa menjadi orang Jawa,” pungkasnya.
Jadwal Singkat Sleman Culture Festival 2025
Jumat, 22 Agustus 2025
08.00–14.30 WIB: Festival Upacara Adat (9 Kontingen Kapanewon) di Lapangan Denggung.
14.30 WIB – Selesai: Parade Alutsista Militer dan Drumband TNI AU (Kompleks Pemkab ke SCH).
Sabtu, 23 Agustus 2025
12.00–13.00 WIB: Pacuan Kuda D-X Pang di Lapangan Denggung.
13.00 – Selesai: Festival Upacara Adat (8 Kontingen Kapanewon) di Lapangan Denggung.
Malam Hari: Pertunjukan kembang api “Heiwa Hanabi” di Sleman City Hall. ***