Sisi Humanisme Seorang Paramedis dan Dokter dalam Novel Maria Banda

19 November 2015, 17:27 WIB

Kabarnusa.com – Melihat kehidupan tenaga parademis dan dokter yang senanatiasa bergelut dengan peralatan kesehatan dan penyakit mungkin sudah bisa. Menjadi menarik ketika sisi humanisme dalam kehidupan mereka dalam menjalankan profesi kemudian diungkap dalam sebuah karya novel.

Upaya itulah yang dilakukan Maria Matildis Banda novelis dan akademisi dalam karyanya bertajuk “Wijaya Kusuma Dari Kamar Nomor Tiga” (Penerbit Kanisius). Karya Maria akan dibedah dalam dialog sekaligus launching novel pada Minggu (22/11/2015), di Bentara Budaya Bali Ketewel, Gianyar.

“Novel Maria kali ini, mencoba menghadirkan pergulatan serta problematik berlatar kehidupan paramedis dan dokter,” kata pegiat Bentara Budaya Bali Ni Wayan Idayati dalam keterangan tertulisnya Kamis (19/11/2015)

Terlebih manakala para tokohnya dihadapkan pada keterbatasan fasilitas, melawan mitos, dan stigma budaya tentang pengambilan keputusan.

Kisah dalam novel ini penuh problematik dan cukup dramatik. Misalnya bagaimana ketika sebuah tabung oksigen diperebutkan, perjalanan ibu hamil terjebak di antara tebing, jurang, dan jalan putus.

Tapi tak ketinggalan pula kisah percintaan para dokter yang berujung pada pertanyaan mengenai salah atau benar saat dihadapkan pada sebuah kematian, “ tutur Maria Matildis Banda yang juga dosen sastra di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana.

Idayati menyebutkan, pembahas dalam acara yang terangkum dalam program Sandyakala #47 ini adalah dari kalangan paramedis yang juga pengamat sastra, yakni drg. Maria Silalahi, MPHM dandr. DewaPutuSahadewa, SpOG (K).

“WijayaKusuma Dari Kamar Nomor Tiga” bukanlah novel pertama yang memiliki benang merah pergulatan kehidupan tokoh paramedis.

Sebelumnya hal serupa dapat disimak dalam novel “Karmila” oleh Marga T atau novel “Belenggu” oleh Armijn Pane, hingga novel “Farewell to Arms” karya Ernest Hemingway.

Maria Matildis Banda terbilang penulis yang cukup produktif di sela kesibukan mengajarnya. Belum lama ini juga meraih Doktor B dang Kajian Budaya di universitas yang sama (2015).

 Meraih penghargaan sebagai pemenang dalam penulisan karyas astra, antara lain: “Pulang” (cerpen); “PotretGadisku” (drama); “DalamBening Mata Mama”, “PerempuanKecintaanku” dan lainnya

Menerbitkan novel Bugenvil di Tengah Karang (Grasindo Jakarta, (2001); Rabies (Care Internasional, 2002/2003); danSurat-Surat Dari Dili (Nusa Indah Ende 2005). Ia juga menulis cerpen, drama radio, drama panggung, puisi, ceritaanak, dandongeng.

Kolumnis Parodi Situasi HU Pos Kupang sejak 2001 sampaisekarang (15 tahun). Sudah menulis sekitar 750 judul parodi situasi (2000 halaman) yang siap dibukukan, tentang isu pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, dan isu sosial budaya lainnya. Menulis buku Lota Aksara Ende.

Penulis juga menjadi peserta Sandwich like Program di KTLV danUniversitas Leiden di Leiden BelandaOktober – Desember 2011. Pemateri “Lota Script in Ende Flores” dalam Internasional Workshop on Endangered Scripts of Island Southeast Asia pada Februari – Maret 2014 Tokyo University di Tokyo Jepang. (gek)

Berita Lainnya

Terkini